Kamis, 17 Juni 2010

KESMAS


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN

Umum
7. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang yaitu :
a. Penyebab penyakit.
b. Manusia sebagai tuan rumah.
c. Lingkungan hidup.
Gangguan keseimbangan antara ke tiga faktor tersobut menyebabkan timbulnya penyakit.
Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat ditujukan untuk mengendalikan keseimbangan dan ke tiganya sehingga setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
a. Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1) Golongan exogen
Yaitu penyebab penyakit yang terdapat di luar tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat.
2) Golongan endogen
Yaitu penyebab penyakit gang terdapat di dalam tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat.
1) Golongan exogen
Golongan exogen dibagi dalam
a) Yang nyata dan hidup
Penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit, berupa bakteri, virus, rickettsia, jamur, protozoa, cacing dan sebagainya.
b) Yang nyata tak hidup
(1) Zat-zat kimia: racun, asam atau alkali kuat, logam dsb.
(2) Trauma (ruda paksa)
- Trauma elektrik : kena arus listrik.
- Trauma mokanik : terpukul, tertabrak.
- Trauma thermik terbakar.
(3) Makanan kekurangan beberapa zat makanan seperti protein, vitamin atau kekurangan makanan secara keseluruhan (kelaparan).
c) Yang abstrak
(1) Bidang ekonomi : kemiskinan
(2) Bidang sosial : sifat a-sosial; anti social
(3) Bidang mental (kejiwaan) kesusahan, rasa cema, rasa takut.
Catatan :
- Sifat a-sosial yaitu. sifat orang yang tak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga seringkali melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat. Orang demikian biasanya dibenci masyarakat.
- Sifat anti sosial yaitu sifat orang yang terangterangan tindakannya bertentangan dengan hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Orang-orang ini sangat merugikan masyarakat.
2) Golongan endogen
Penyebab penyakit golongan endogen terdiri atas komplex sifat seseorang yang dasarnya sudah ditentukan sejak lahir, yang memudahkan timbulnya penyakit-penyakit tertentu.
Ke dalam golongan ini termasuk antara lain
- Habitus (perawakan) misalnya habitus asthenicus yaitu perawakan yang tinggi, kurus dan berdada sernpit dikatakan mudah terserang penyakit tuberculosa.
- Penyakit-penyakit turunan misalnya : asthma, buta warna, haemophili.
- Faktor usia : daya tahan tubuh pada bayi, anak-anak, orang dewasa dan pada usia lanjut berbeda-beda.
b. Manusia sebagai tuan rumah
Berbicara tentang kesehatan, maka jelaslah manusia sebagai tuan rumah, yaitu manusia yang dihinggapi penyakit merupakan faktor yang sangat penting.
Bila seseorang dikenai sesuatu penyebab penyakit atau: ditulari bibit penyakit, belum tentu akan menjadi sakit, karena-masih tergantung pada beberapa hal.
Salah satu diantaranya yaitu daya tahan tubuh orang tersebut. Daya tahan tubuh yang tinggi baik jasmani, rohani maupun sosialnya dapat menghindarkan manusia dan berbagai jenis penyakit.
Daya tahan tubuh ini dapat dipertinggi dengan :
- Makanan yang sehat, cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
- Vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi tertentu.
- Pemeliharaan pembinaan kesempatan jasmani dengan olah raga secara teratur.
- Cara hidup yang teratur bekerja, beristirahat, berrekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya.
- Menambah pengetahuan baik dengan menuntut ilmu dibangku sekolah, mernbaca buku-buku ilmu pengetahuan ataupun dari pengalaman-pengalaman hidup dalam masyarakat.
- Patuh pada ajaran agama.
Daya tahan. masyarakat tergantung pula pada daya tahan perorangan yang membentuk masyarakat tersebut. Makin tinggi daya tahan perorangannya, serta makin banyak peroraugan yang meningkatkan daya tahan tubuhnya, akan makin tinggi pulalah daya tahan masyarakat, sehingga kesehatan masyarakatnya akan lebih terjamin.
Catatan :
- Rekreasi adalah :
 Kegiatan manusia yang memberikan kepadanya rasa senang, puas, bahagia sehingga ia seakan-akan menjadi manusia baru yang diciptakan kembali (direkreasikan) dalam bentuk yang lebih mampu.
 Kegiatan manusia yang lain dad pada kegiatan routine, dilakukan demi kegiatan itu sendiri atas pilihan bebas dan dapat membawa manusia kepada rasa penemuan diri kembali.
- Rekreasi tidak sarna dengan hiburan.
 Hiburan dapat membawa manusia kepada rasa lupa akan dukanya tapi belum tentu sanggup mencapai keadaan penemuan diri kembali.
c. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda maupun keadaan yang berada di sekitar manusia, yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat.
Lingkungan hidup ini dapat dibagi dalatn empat golongan yaitu:
1) Lingkungan biologik.
2) Lingkungan fisik.
3) Lingkungan ekonomi.
4) Lingkungan mental sosial.
Ke empat macam lingkungan hidup ini masing-masing ada yang berguna dan ada yang merugikan, serta yang satu mempengaruhi yang lainnya secara timbal balik.
1) Lingkungan biologik
Terdiri atas organisme-organiasme hidup yang berada di sekitar manusia.
- Yang merugikan
 Bibit-bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur, nickettsia, protozoa, cacing dan sebagainya.
 Binatang penyebar penyakit seperti : lalat, nyamuk, kutu-kutu dan sebagainya.
 Organisme-organisme sebagai hama tanaman atau pembunuh ternak.
- Yang berguna
 Tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagai sumber bahan makanan.
 Organisme yang berguna untuk industri misahiya untuk pembuatan antibiotika atau sebagai bahan obat.
2) Lingkungan fisik
Terdiri atas benda-benda yang talc hidup yang berada di sekitar manusia. Termasuk ke dalam golongan ini udara, sinar matahan, tanah, air, perumahan, sampah dan sebagainya..
- Yang merugikan
 Udara yang berdebu, mengandung gas-gas yang merugikan yang yang berasal dari kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik.
 Iklim yang buruk.
 Tanah yang tandus.
 Air rumah tangga yang buruk.
 Perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
 Pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur.
- Yang berguna
 Udara yang bersih.
 Tanah yang subur dengan iklim yang baik.
 Makanan, pakaian dan perumahan yang sehat.
3) Lingkungan ekonomi
Lingkungan ekonomi merupakan lingkungan hidup yang abstrak :
- Yang merugikan
 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan lingkungan hidup yang sancjat membahayakan kesehatan manusia (jasmani, rohani dan sosial). Karena miskin, orang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan makanan yang sehat, yang akan melemahkan daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang sesuatu penyakit. Bahkan karena kekurangan makanan itu sendiri dapat menyebabkan orang menjadi sakit seperti.
 Busung lapar pada orang dewasa.
 Kwashiorkor (protein-calori malnutrition) pada anak-anak.
Penyakit-penyakit karena kekurangan vitamin misalnya: Xerophthalmi, scorbut, beri-beri.
Kemiskinan yang parah dapat meruntuhkan ahiak manusia secara total sehingga tidak lagi menunaikan kewajiban-kewajiban sosialnya. Menjadikan manusia menjadi kurang/ tidak bertanggung jawab. Menumbuhkan sifat-sifat egoistis (mementingkan diri sendiri) dan munculnya berbagai jenis kejahatan baik yang dilakukan anak-anak/ remaja maupun yang dilakukan orang dewasa. Karena itu perkembangan dalam bidang kesehatan harus pula sejalan dengan perkembangan dalam bidang sosio-konomi. Usaha-usaha kesehatan harus diselenggarakan agar keadaan sosio-ekonomi mendapat kemajuan, sebaliknya pula hanya dalam keadaan sosio-ekonomi yang baiklah usaha-usaha kesehatan dapat berkembang dengan sebaik-baiknya.
- Yang menguntungkan
 Kemakmuran yang merata pada setiap warga masyrarakat.
4) Lingkungan mental sosial
Juga merupakan lingkungan hidup yang abstrak.
- Yang merugikan
 Sifat-sifat a-sosial, anti sosial, kebiadaban, sifat momentingkan diri sendiri.
- Yang menguntungkan
 Sifat gotong-royong, patuh dan menghormati hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat, berperi kemanusiaan berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Ke empat macam lingkungan hidup di atas, saling pengaruh mempengaruhi secara timbal balik. Kemiskinan bila disertai dengan sifat-sifat a-sosial dan anti sosial, akan menyebabkan keruntuhan ahlak secara total.
Bibit penyakit akan bertambah banyak di tempat-tempat mana pembuangan sampah dan kotoran yang tak teratur.
Usaha-usaha kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehatan
Usaha-usaha kesehatan ditujukan untuk mengendalikan ke faktor yang mempengaruhi kesehatan tersebut sehingga manusia tetap hidup sehat, yaitu dengan :
a. Terhadap faktor penyebab penyakit
1) Memberantas sumber penularan penyakit, baik dengan mengobati penderita ataupun carrier (pembawa basil) maupun dengan meniadakan reservoir penyakitnya.
2) Mencegah terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.
3) Meningkatkan taraf hidup rakyat, sehinga mereka dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya.
4) Mencegah terjadinya penyakit keturunan yang disebabkan factor endogen.
b. Terhadap faktor manusia
Mempentinggi daya tahan tubuh manusia dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pninsip-pninsip kesehatan perseorangan
c. Terhadap faktor lingkungan
Mengubah atau mempengaruhi lingkungan hidup, sehingga factor - faktor yang tidak baik dapat diawasi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia.

BAB IV
PENCEGAHAN PENYAKIT (USAHA PREVENTIF)

Umum
19. Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan ,dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
-usaha pencegahan (usaha preventif)
-usaha pengobatan (usaha kuratif)
-usaha rehabilitasi
Dari ke tiga jenis usaha ini,usaha pencegahan penyakit medapat tempat yang utama,karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik,serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.Dapat kita mengerti mencegah agar kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah ataupun merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.

Tingkat-tingkat usaha pencegahan

20. Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his community” membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
-Masa sebelum sakit
a.Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
b.Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).

-Pada masa sakit
c. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).
d.Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation).
e.Rehabilitasi (Rehabilitation).

a.Mempertinggi nilai kesehatan
21. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha di antaranya :
-Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
-Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga
yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
-Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
-Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
b.Memberikan perlindungan Khusus terhadap sesuatu penyakit
22. Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Beberapa usaha di antaranya :
-Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
-Isolasi penderitaan penyakit menular .
-Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.
c. Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera.
23. Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1)Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2)Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Beberapa usaha di antaranya :
-Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan
-Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.
-Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
-Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
-Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
-Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
-Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit.
24.Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha ad. C, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat.
Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah
berat (dibatasi),dan fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.



e.Rehabilitasi
26.Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,sehingga dapat berfungsi laig sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuannya.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
1)Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.
Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini sama dengan kaki yang sesungguhnya.
2)Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan.
Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke dalam masyarakat.
3)Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatn dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4)Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya : penggunaan mata palsu.

26. Usaha mengembalikan bekas penderita ini ke dalam masyarakat,memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik,mentaldan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam keadaannya yang sekarang ini.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsure kemanusiaan yang sekarang ini.
Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.

Usaha pencegahan dan kejadian penyakit
27. Bila seseorang seseorang jatuh sakit; dengan pengobatan akan terjadi tiga kemungkinan yaitu :
a. Sembuh sempurna.
b. Sembuh dengan cacat
c. Tidak sembuh lagi (meninggal)
yang terbaik yaitu bila terjadi kesembuhan secar sempurna seandainya terjadi kecacatan, maka alat tubuh yang cacat ini akan tetap dimilikinya dan seringkali merupakan beban (penderitaan) untuk selama-lamanya.
Bila alat-alat mobil rusak,kit adapt membeli yang baru untuk menggantinya,dan ia akan berfungsi lagi dengan baik,seolah-olah mobil tersebut dalam keadaan baru kembali.
Lain halnya dengan alat tubuh manusia, bila rusak (sakit) kita hanya berusaha untuk memperbaikinya (mengobatinya)dengan segala daya, dan tetap memakainya lagi, walaupun perbaikannya tidak mencapai kesempurnaan (cacat).
Penggantian dengan alat buatan (prothese),tidak akan menjadi sebaik seperti asalnya.
Karena itu sangatlah bijaksana, bila kita selalu serprinsip lebih baik mencegah timbulnya penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya


BAB V

USAHA-USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

Umum
Usaha keehatan poko (basic health service) yang diajukan organisasi kesehatan sedunia (WHO) sebagai dasar pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah :
1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2) Kessejahteraan Ibu dan Anak
3) Hygiene dan sanitasi lingkungan
4) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
5) Pengumpulan data-data untuk perencanaan dan penilaian (statistik kesehatan)
6) Perawatan kesehatan masyarakat
7) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
1. Dalam program kesehatan nasional tercantum 17 macam usaha/kegiatan Kesehatan masyarakat yaitu :
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
3. Kesejahteraan ibu dan anak
4. Hygiene dan sanitasi lingkungan
5. Usaha Kesehatan Sekolah
6. Usaha Kesehatan Gigi
7. Usaha Kesehatan Mata
8. Usaha Kesehatan Jiwa
9. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
10. Usaha Gizi
11. Perawatan Kesehatan Masyarakat
12. Keluarga Berencana
13. Rehabilitasi
14. Usaha-usaha Farmasi
15. Laboratorium
16. statistik Kesehatan
17. administrasi usaha kesehatan masyarakat

V. 1) PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR

Beberapa Pengertian.
Penyakit menular (communicable diseases) adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan sakit, dari reservoir ataupun dari benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia-manusia yang sehat.

Penyakit Infeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti : bacteri, virus, ricketsia, jamur, cacing dsb.

Infeksi
Adalah masuknya disertai pertumbuhan dan perkembang biakan suatu bibit penyakit didalam tubuh manusia atau hewan sehingga timbul gejala-gejala penyakit
Kontaminasi
Adalah pengotoran permukaan tubih aatau benda-benda oleh sesuatu bibit penyakit
Desinfeksi
Adalah tindakan untuk membubuh bibit penyakit yang berada diluar tubuh manusia.
Isolasi
Adalah pemisahan penderita penyakit infeksi dari orang-orang yang sehat disekitarnya untuk menghindari terjadinya penularan.
Karantina
Adalah pembatasan kebebasan (kemerdekaan) seseorang yang diduga telah mendapatkan penularan suatu penyakit karantina, selama masa inkubasi penyakit karantina yang diduga. Bila sselama dalam pengawasan ini ia benar-benar menderita penyakit karantina yanag diduga, ia kemudian akan diisolasikan. Bila setelah lewat masa inkubasinya, ia tetap sehat maka ia akan dibebaskan kembali.
Tindakan Karantina
Adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menolak masuknya dan mencegah keluarnya penyakit penyakit-penyakit karantina melalui alat hubungan lalulintas seperti : kapal laut, pesawat udara.

Masa inkubasi (Masa Tunas)
Adalah waktu antara masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala-gejala penyakit.

Hospes (Host= Tuan rumah)
Adalah manusia atau hewan yang ditumpangi sesuatu parasit.

Parasit
Adalah organisme (mahluk hidup) yang hidupnya menumpang pada mahluk hidup yang lain dan merugikan mahluk hidup yang ditumpanginya.

Carrier (Pembawa basil)
Adalah orang yang mengandung sesuatu bibit penyakit, tapi ia sendiri tidak menunjukkan gejala-gejala penyakitnya.

Reservior
Adalah manusia, hewan ataupun benda-benda lain yang merupakan tempat berkembang-biaknya bibit penyakit sehingga merupakan sumber penularan.

Vektor (Transmitter)
Adalah hewan yang merupakan pemindah bibit penyakit sehingga terjadi penularan.

Epidemi (Wabah)
Adalah penyebaran suatu penyakit secara cepat sehingga dalam waktu yang bersamaan atau secara bergiliran banyak orang menderita penyakit yang sama.

Pandemi
Adalah epidemi yang menyerang seluruh dunia.

Endemi
Adalah berkecamuknya sesuatu penyakit infeksi yang terus menerus terdapat di suatu daerah mengenai segolongan penduduk.

Epizootie
Adalah epidemic pada binatang.

Virulensi
Adalah ukuran keganasan suatu bibit penyakit untuk menimbulkan penyakit.

Bakteri pathogen
Adalah bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.


Cara-cara penularan penyakit
30. Bibit penyakit dapat menular (berpindah) dengan cara-cara :
a. Melalui kontak jasmaniah (Personal contact)
1) Kontak lansung (Direct contact)
Bibit penyakit menular karena kontak badan dengan badan, antara penderita dengan orang yang ditulari.
Misalnya cara penularan penyakit kelamin, penyakit kulit dan sebagainya.
2) Kontak tak langsung (Indirect contact)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan benda-benda terkontaminasi karena telah berhubungan dengan penderita.
Misalnya melalui handuk, pakaian, sapu-tangan dan sebagainya.
b. Melalui makanan dan minuman (Food borne infection)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan makanan dan minuman yang telah terkontaminasi.Penyakit-penyakit menular dengan cara ini terutama penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan seperti : Cholera, Typus abdominalis, Poliomyelitis, Dysentri, Hepatitisinfectiosa, penyakit-penyakit cacing.
Di Negara-negara dimana masih banyak orang yang menggunakan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk keperluan rumah tangga, penyakit-penyakit tersebut seringkali menular melalui air. Karena itu penyakit-penyakit ini dinamakan juga “water borne diseases”.
c. Melalui serangga (Arthropod borne infections)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan serangga (arthropoda- insecta)
Dalam hal ini, serangganya pun dapat merupakan hospes dari parasitnya ataupun hanya sebagai transmitter saja.
Misalnya :
- Malaria disebabkan oleh Plasmodium sp., ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp.
- Demam berdarah (Dengue haemorrhagic fever) disebabkan oleh virus, ditularkan oleh nyamuk Aedes agypti.
- Yellow fever (Demam kuning) disebabkan oleh virus ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
- Elephantiasis (Filariasis) yang disebabkan oleh cacing Filaria bancrofti atau Filaria malayi,ditularkan oleh nyamuk Culex fatigans.
- Penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan dan minuman dapat ditularkan oleh lalat, karena lalat tersebut memindahkan bibit penyakitnya dari faeces (kotoran) penderita ke makanan ataupun alat-alat makan.
d. Melalui udara (Air borne infections)
Penyakit-penyakit yang menular secara ini terutama penyakit saluran pernapasan.
1) Melalui debu-debu di udara yang menagndung bibit penyakitnya, misalnya penularan penyakit Tuberculosa.

2) Melalui tetes ludah halus (Droplet infections).
Bibit penyakit menular dengan perantaraan percikan ludah pada waktu penderita batuk atau bercakap-cakap.Misalnya cara penularan penyakit Diphtheri, Pertussis.


Pembagian penyakit menular
31. Menurut cara timbulnya gejala dan sifat-sifat penyebarannya penyakit menular dibagi dalam :

a. Penyakit-penyakit akut epidemis

Gejala penyakitnya datang secara mendadak (akut) dan penyebarannya seringkali berupa wabah (epidemi).
Penyakit-penyakit akut epidemis dibagi dalam :

1) Penyakit-penyakit karantina (Quarantinable diseases)
Penyakit-penyakit yang termasuk dalam penyakit-penyakit karantina ditentukan secara internasional (International Sanitary Regulation).
Daftar penyakit-penyakit tersebut dalam perundang-undangan di Indonesia tercantum dalam Undang-undang No. 1 tahun 1962 tentang Karantina Laut dan Undang-undang No. 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara.

Penyakit-penyakit karantina itu adalah :
a) Pes (Plague).
b) Kolera (Cholera).
c) Demam kuning (Yellow fever).
d) Cacar (Smallpox).
e) Typhus bercak wabahi – Typhus exanthematicus infectiosa – (Louse borne typhus).
f) Demam balik-balik (Louse borne relapsing fever).
2) Penyakit-penyakit menular yang ketentuannya dimasukkan dalam Undang-undang wabah
Ketentuan tentang penyakit ini ditentukan oleh negara yang bersangkutan.
Dalam perundang-undangan di Indonesia, termuat dalam Undang-undang No. 6 tahun 1962 tentang Wabah, bahwa wabah ini meliputi :
a) Penyakit-penyakit karantina.
b) (1) Typhus perut (Typhus abdominalis).
(2) Para-typhus A, B dan C.
(3) Disentri (mejan) basili (Dysenteria bacillaris).
(4) Radang hati menular (Hepatitis infectiosa).
(5) Para-cholera Eltor *)
(6) Diphtheria.
(7) Kejang tengkuk (Meningitis cerebropinalis epidemica).
(8) Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitis anterior acuta).
3) Penyakit-penyakit menular lainnya
Misalnya : Influenza, Pertussis, Morbili.

b. Penyakit-penyakit khronis endemis

Gejala penyakitnya dating secara lambat (menahun = khronis) dan sering bersifat endemis.
Termasuk penyakit khronis endemis adalah : Malaria, Tuberculosa, Lepra, Framboesia, Syphilis.

32. Penyakit-penyakit menular ini masih banyak terdapat di kalangan rakyat Indonesia seperti : Malaria, Tuberculosa, Lepra, Trachoma, Framboesia, penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan dan saluran pernapasan.
Diantara penyakit-penyakit karantina yang ada di Indonesia adalah : Cholera, Pes, Cacar. **)

Kekebalan (Immunitas)
Bila seseorang di tulari bibit penyakit dengan cara-cara seperti yang di sebutkan di atas,belum tentu orang tersebut akan menjadi sakit. Hal ini antara lain di sebabkan karena adanya kekebalan yang dimiliki oleh orang tersebut.
Kekebalan terjadi karena bila tubuh di masuki oleh suatu antigen baik berupa bakteri,virus ataupun toxinnya; tubuh akan bereaksi dengan membuat antibody atau anti-toxin dalam jumlah yang berlebihan, sehingga setelah tubuh selesai menghadapi serangan antigen ini, di dalam serumnya masih terdapat sisa zat anti yang dapat di pakai untuk melawan serangan antigen yang sama. Misalnya : seseorang yang telah menderita cacar atau telah di vaksinasi cacar, akan kebal terhadap cacar karena di dalam serumnya terdapat zat anti yang telah di pakai untuk melawan serangan virusnya.
Banyaknya sisa zat anti ini akan menentukan berapa lama orang tersebut akan kebal terhadap penyakitnya.

Macam-macam kekebalan
34. Menurut cara di perolehnya zat anti tersebut, kekebalan di bagi dalam :
a. Kekebalan aktif
Yaitu kekebalan yang di peroleh, di mana tubuh orang tersebut aktif membuat zat anti sendiri.

Kekebalan aktif di bagi dia yaitu :
1) Kekebalan aktif alami(Naturally acquired immunity)
Orang ini menjadi kebal setelah menderita penyakitnya. Misalnya orang kebal terhadap cacar setelah sembuh daru cacar.

2) Kekebalan aktif disengaja (Artifally induced active immunity)
Yaitu kekebalan yang di peroleh setelah orang mendapatkan vaksinasi.
Misalnya seseorang menjadi kebal terhadap cacar setelah ia mendapatkan vaksinasi cacar.

b. Kekebalan pasif
Yaitu kekebalan yang di peroleh karena orang tersebut mendapatkan zat anti daru luar.
Kekebalan pasif di bagi dua yaitu:
1) Kekebalan pasif yang di turunkan (congenital immunity)
Yaitu kekebalan pada bayi-bayi, karena mendapatkan zat anti yang di turunkan dari ibu nya, ketika ia masih berada di dalam kandungan. Antibody dari darah ibu, melalui placenta, masuk kedalam darah si bayi.
Macam dan jumlah zat anti yang di dapatkannya tergantung pada macam dan jumlah zat anti yang di miliki ibunya.
Macam kekebalan yang di turunkan antara lain : Terhadap tetanus,diphtheria,pertusiss,typus.
Kekebalan ini biasanya berlangsung sampai umur 3 – 5 bulan,karena zat anti ini makin lama makin berkurang, sedang ia sendiri tidak membuatnya.

3) Kekebalan pasif disengaja (Artificially induced passive immunity)
Yaitu kekebalan yang di peroleh seseorang karena orang itu diberi zat anti dari luar.
Pemberian zat anti dapat berupa pengobatan (therapeutica) maupun sebagai usaha pencegahan (prophylactic).
Misalnya : seorang yang luka karena menginjak paku, karena ia takut menderita tetanus, ia di suntik A.T.S. (Anti Tetenus Serum), sebagai usaha pencegahan. Orang lain, yang luka pula,tapi karena tidak tahu ataupun karena hal-hal lain, tidak di suntik A.T.S., kemudian kejang-kejang, yaitu suatu gajala-gejala tetenis, maka sekarang pemberian A.T.S. adalah sebagai usaha pengobatan.

Penyakit dan vaksinnya
35. Tidak semua penyakit dapat di cegah dengan vaksinasi.
Beberapa penyakit yang sudah di temukan vaksinnya adalah :
- Cacar, Tuberculosa (Vaksin B.C.G.), Rabies, Pes.
- Diphtheri, Pertusiss, Tetenus (Vaksin DPT = Diphteri, Pertusiss dan Tetenus).
- Poliomyelitis (Lumpuh anak-anak),
- Cholera, Typhus, Paratyphus, (Vaksin Chotipa).

Beberapa penyakit menular beserta usaha pencegahan dan pemberntasannya.

36. CACAR (VARIOLA = SMALLPOX)
a. Etiologi (penyebab)
Virus variola.

b. Masa inkubasi
Antara 7 sampai 14 hari.
Menurut undang-undang Karantina di tetapkan 14 hari.

c. Cara penularan
Penularannya melalui kontak langsun ataupun tak langsung tapi infeksi primernya selalu melalui hawa napas.
Virusnya yang terdapat di udara, berasal dari debu pakaian, tempat tidur, dari keropeng yang jatuh dari tanah ataupun hawa napas dari si penderita, terhirup bersama hawa pernapasan sehingga terjadi penularan.
Cacar adalah penyakit yang sangat menular.

d. Gejala penyakit
Penyakit cacar adalah suatu penyakit infeksi yang akut dengan gejala-gejala berupa : demam, sakit kepala, sakit pinggang dan anggota gerak, kadand-kadang mengigil di sertai rasa mual atau muntah yang berlangsung selama 3-4 hari.Kemudian panasnya menurun dan timbul kelainan-kelainan pada kulit berturut-turut :
- erythem = titik-titik kemerahan pada kulit.
- Macula = bercak-bercak kemerahan pada kulit.
- Papula = bercak kemerahan pada kulit yang agak menonjol dari permukaan kulit (bentolan).
- Vesikula = gelombung berisi cairan jernih.
- Pustule = gelembung berisi nanah.
- Crusta = keropeng, terjadi karena nanah pada pustule mongering.
Erupsi (ruam) pada kulit ini biasanya symetris dan mengenai
Seluruh tubuh terutama muka, lengan dan kaki. Bila sembuh
Akan meninggalkan bekas pada kulit yang tak hilang seumur
(bopeng).
Berdasarkan angka kematian dikenal dua bentuk variola yaitu:
- Variola minor (alastrim) angka kematian 1%.
- Variola major (classical smallpox) angka kematian 25-40%.
Salah satu bentuk variola major yaitu variola haemorrhagica, angka kematian 80%. Pada bentuk ini terjadi pendarahan-pendarahan dan kematian dapat terjadi 3-4 hari dari permulaan penyakitnya.
Ada bentuk variola yang gejal-gejalanya ringan menyerupai varicella (cacar air) yang di sebut variolois.
Variolois terjadi pada orang yang mempunyai kekebalan tetapi tidak cukup kuat, sehingga tidak terhindar sama sekali dari penyakit cacar.
Orang ini sangat berbahaya bagi penularan karena di sangka penderita cacar air.
e. Perbedaan Cacar (Varioll) dan cacar air (Varicella)
Cacar air adalh penyakit yang sangat menular dan berbahaya.
Karena itu janganlah sampai keliru dengan cacr air yang Merupakan penyakit yang ringan. Untuk amannya, bila terjadi kematian karena penyakit ruam (rash) kulit anggaplah penyakit itu sebagai penyakit cacar.

PERBEDAAN ANTARA CACAR DAN CACAR AIR

Cacar (variola)
o Penderita mulaisakit antara hari ke7-17 sesudah kontak erat dengan penderita cacar.
o 2-4 hari sebelum rash penderita biasanya demam dan merasa lemah.
o Kelainan kulit (macula-papula dll) lebih banyak terdapat di muka, tangan dan kaki.
o Keropeng biasanya terbentuk antara hari ke 10-14 sesudah rash.
o Keropeng mulai terlepas dalam waktu 14-28 hari sesudah rash.
Cacar Air (Vericella)
o Penderita mulai sakit antara hari ke 14-21 sesudah kontak erat dengan penderita cacr air.
o Penderita umumnya tidak menunjukan gejala apa-apa sebelum kelainan kulit (rash) timbul.
o Kelainan kulit (macula – papul dll) lebih banyak terdapat di badan di bandingkan dengan di bagian tunkai (lengan-kaki)
o Keropeng biasanya terbentuk antara hari ke 4-7 sesudah rash.
o Keropeng mulai terlepas dalam wakyu 14 hari sesudah rash.

f. Cacar di indonesia
Cacar mulai ada di Indonesia sejak tahun 1948, yang di duga datang dari singapura, menjalar ke Sumatra, jawa dan terus ke pulau-pulau yang lainnya.
Sudah lebih dari 20 tahun Indonesia dapat kesulitan karena penyakit ini, misalnya tahun 1970 terdapat jumlah penderita sebanyak 1.180 orang.
Sampai sekarang belum ada antibiotic ataupun chemotherapoetica yang dapat di pergunakan untuk mengobati penyakit ini, Tapi 100% dapat di cegah dengan vaksinasi.
Walaupun penyakit cacar sangat menular, kadang-kadang penyebarannya terjadi perlahan-lahan. Hal ini trejadi bila sebagian dari anggota masyarakat mempunyai kekebalan karena vaksinasi yang pernah di dapatnnya.
Banyaknya anggota masyarakat yang kebal, dalam masyarakat ini, merupakan tanggul (barrier) yang sangat penting untuk menghambat jalannya penyebaran.
Makin banyak orang yang kebal terdapat dalam masyarakat, akan makin sulit pula lah terjadinya penyebaran. Dan bila semua anggota masyarakat kebal terhadap cacar, maka penyakit ini akan lenyap dari muka bumi ini, karena virus hanya dapat tumbuh dan berkembang biak dalam sel yang masih hidup.
Untuk mencapai keadaan ini maka perlu sekali kesadaran setiap anggota masyarakat untuk membantu setiap usaha pengebalan masyarakat dengan jalan mau di vaksinasi.
Dengan vaksinasi yang teratur di Indonesia bebas cacar sejak tahun 1974.
g. Usaha pencegahan dan pemberantasan / pembasmian
Pada prinsipnya pemberantasan / pembasmian penyakit cacar dilaksanakan dengan :
1) Meningkatkan kekebalan masyarakat dengan melaksanakan vaksinasi rutin sebaik-baiknya. (setiap bayi di cacar pada umur 1-2 bulan).
2) Menanggulangi wabah dengan menggunakan Team Gerak Cepat.
3) Tugas Team Gerak Cepat ini adalah :
1) Mencari dan mengumpulkan laporan-laporan penderita cacar, baik secara aktif maupun pasif.
2) Mengadakan pengecekan laporan dan mendiagnosa penyakit cacar.
3) Mengadakan penyelidikan untuk mendapatkan tambahan penderita baru.
4) Memberikan vaksinasi pada semua golongan umur di sekitar penderita.
5) Melakukan tindakan desinfeksi terhadap benda-benda yang mungkin terkontaminasi virus dari penderita.
6) Mengisolasikan penderita.
7) Mengadakan pengawasan terhadap orang-orang yang langsung kontak, dan terhadap daerah-daerah yang telah di lakukan vaksinasi sampai tidak terdapat lagi penderita baru.

CHOLERA (KOLERA)
a. Etiologi
Cholera asiatica penyebabnya : Vibrio cholera
Para cholera Eltor : Vibrio Eltor
b. Masa Incubasi
Beberapa jam sampai 5 hari.
Menurut Undang undang karantina ditetapkan 5 hari
c. Cara Penularan
Penularan melalui maknan dan minuman yang terkontaminasi oelh bibit penyakitnya.
d. Gejala-gejala Penyakit
Gejala cholera datang secara mendadak berupa muntah dan berak (diarrchooea) yang sangat sering. Biasanya gejala muntahnya datang lebih belakangan dari diarrchoeanya.
Faeces penderita cair keputih-putihan dengan sedikit lendir yang mengambang.
Karena muntah dan berak yang sangat sering ini, penderita akan banyak kehilangan cairan dan ellektrolit yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu 12 jam dari permulaan penyakitnya.
e. Cholera di Indonesia
Berkecamuknya cholera erat sekali dengan hubungannya dengan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan terutama menyangkut persediaan air untuk rumah tangga, dan cara pembuangan kotoran yang tidak baik.
Keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan yang buruk inilah yang menyebabkan penyakit cholera . Di indonesia dari awal Januari1972 sampai akhir juli 1972 dilaporkan d13.327 penderita dengan kematian sebanyak 2.262 orang
f. Usa Pencegahan dan Pengobatannya
Dalam daris besarnya pemberantasan penyakit cholera dilaksanakan dengan usaha-usaha :
1) Penemuan penderita sedini mungkin.
2) Isolasi penderita dan desinfeksi benda-benda yang berbahaya untuk penularan.
3) Pengobatan penderita untuk penyembuhan dan meniadakannya sumber penularan.
4) Penyediaan dan pemeriksaan epidemiologis dilapangan berupa :
 Pemeriksaan contact person
 Pemeriksaan persediaan air yang dikonsumsi penderita
 Pemeriksaan mmakanan dan minuman yang dikonsumsi penderita.

5) Pendidikan kessehatan kepada masyarakat.
6) Penyediaan air yang baik untuk masyarakat
7) Peningkatan hyigiene lingkungan terutama perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, dan air limbah.
8) Tindakan karantina di Dinas Kesehatan Pelabuan Laut

PES (PLAGUE = SAMPAR)
a. EtiologiMasa inkubasi
Bakteri Pasteurella pestis
b. Masa Incubasi
Pes Bubo antara 2-6 hari
Menurut Undang-undang Keshatan ditetapkan 6 hari
c. Cara penularan
Pes Bubo penularannya terjadi karena gigitan kutu tikus yang memindahkan bibit penyakitnya dari tikus yang menderita pes ke manusia yang sehat.
Penularan pes paru-paaru terjadi melalui hawa napas.
d. Gejala-gejala penyakit
Demam, yang tinggi, muntah-muntah, kesadaran yang menurun, shock dan sangat lemah.
Angka kematian pada pes bubo antara 25 – 50%.
e. Penyebaran penyakit pes
Penyakit pes sebenarnya bukan penyakit manusia melainkan penyakit pada rodent (binatang mengerat) terutama tikus.
f. Pes di Indonesia.
Pes diindonesi sejak tahun 1910 karena tikus menderita pes didalam kapal yanag mengangkut beras ke Indonesia. Pada saat itu terjadi wabah pes dari Surabaya menjalar ke Malang, Kediri, Madiun, Surakarta dan Yogyakarta.
Pada tahun d1970 menjadi endemis dibeberapa tempat di jawa. Pusat kegiatan pemberantasannya pes ada di Jawa Tengah (kab. Boyolali, Temanggung, Wonosobo, Magelang) dan Yogyakarta.
g. Usaha Pencegahan
Pencegahan penyakit pes tidak pernah digantungkan pada satu faset belaka, terlebih manusia sebagai sebenarnya hanya merupakan cabang belaka dari siklus kuman yang berpusat di tikus dan kutunya.
Menjauhkan tikus dari tempat kediaman manusia tetap merupakan usaha utama.
Dalam garis besarnya usaha pencegahan dan pemberantasan pes dijalankan berupa :
1) Pemberantasan tikus terutama didaerah yang diduga daerah pes.
2) Penyemprotan kutunya dengan DDT
3) Pemeriksaan tikus dan kutunya terhadap adanya pasteurella pestis di Laboratorium
4) Vaksinasi.

MALARIA
a. Etiologi
Plasmodium sp
Dikenal 4 species plasmodium yaitu :
1) Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropica
2) Plasmodium vivac penyebab malaria tertiana
3) Plasmodium malariae penyebab malaria quartana
4) Plasmodium ovale penyebab malaria ovale
b. Masa inkubasi
Antara 12 sampai 30 hari
c. Cara penularan
Penularan dengan cara gigitan nyamuk anopheles sp. Merupakan vektor penyakit malaaria.
Yang terpenting diantaranya yaitu :
Di pantai laut : Anopheles sundaicus
Di sawah : Anopheles aconitus
Di sumber air : Anopheles maculatus
Di hutan : Anopheles leucosphyrus
Di rawa-rawa : Anopheles hyrcanu
d. Gejala-gejala penyakit
Penderita merasa sakit kepala, lesu diikuti demam tinggi seringkali disertai meracau dan menggigil diakhiri keringat yang banyak.
e. Malaria di Indonesia.
Tersebar diseluruh Indonesia pada tahun 1958 jumlah penderita sebanyak 30.000.000 per tahun kematian nya sejumlah 12.000 pertahun.
f. Usaha Pencegahan
Usaha pencegahannya ditukan pada 3 faktor yaitu :
1) Tindakan terhadap manusia
1. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat terhindar dari penyakit malaria dngan usaaha sendiri misalnya tidur berkelambu, dan juga agar mereka turut aktif dalam usaha pemeberantasannya.
2. Pengobatan semua penderiita untuk penyembuhan dan peniadaan sumber penularan
2) Tindakan terhadap Plasmodium sp.
Dengan obat anti malaria seperti : kina, paludrine, chloroquine, primaquin,, semua plasmodium sp.
3) Tindakan terhadap vektor penyakitnya
a. Usaha untuk membasmi larva (jentik-jentik)nya
b. Usaha untuk membunuh imagonya (serangga dewasa)




TUBERCULOSE (TBC)

A. Etiologi
Bakteri mycobacterium tuberculose

B. Masa Incubasi
Antara 4 – 6 minggu

C. Cara Penularan
1. Melalui hawa napas
Bakterinya masuk ke dalam paru-paru bersama udara
2. Melalui susu sapi yang diminum tanpa dipasteurrisir terlebih dahulu

D. Gejala-gejala penyakit
Penyakit TBC merupakan penyakit yang khronis . Seringkali gejala permulaannya sangat ringan berupa rasa lesu, demam yang tidak begitu tinggi, berat badan yang tidak mau naik, berkeringat malam, batuk-batuk yang sukar sembuh. Kadang - kadang penyakit ini tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga sangat berbahaya untuk penularan.
Penyakit TBC terutama menyerang paru-paru.
Paru-paru merupakan organ tubuh yang sangat rapuh (gelembung paru-paru) sehingga bila terserang TBC dapat terjadi bolong-bolong (caverne) dalam paru-paru.
Bila penyakitnya bertambah berat, penderita makin kurus, pucat, sangat lemah dan batuk darah. Kadang-kadang terjadi pendarahan yang hebat karena terputusnya pembuluh darah yang besar didalam paru-paru. Selain menyerang paru-paru, TBC dapat pula menyerang ginjal, tulang, usus, alat kandungan, kelenjar lympha dan otak.
TBC, Otak, pengobatannya sangat sulit dan bila sembuh, seringkali meninggalkan gejala-gejala sisa (cacat) berupa kelumpuhan, kecerdasan yang menurun dan gejala-gejala kelainan syaraf yang lainnya.

E. Penyebaran Penyakit TBC
Dahulu kala bahwa TBC lebih banyak terdapat di kota-kota. Tapi karena adanya urbanisasi dan adanya alat angkutan yang semakin lancar, keadaan TBC di desa dan di kota sama saja, sama-sama banyak.
Mycobacterium tuberculose yang berjuta-juta banyaknya yang berasal dari dahak si penderita yang mengering, beterbangan dalam debu-debu di udara, dalam kereta api, bus-bus umum, ruang-ruang bioskop dan tempat-tempat lain bekas penderita berada; TBC basil yang melayang-layang di udara ini akan terhirup oleh orang-orang, yang akan menambah jumlah penderita baru.
Untuk mencegah penyebaran TBC semacam ini, diharapkan sekali keinsyafan dari para penderita untuk tidak membuang dahak dimana saja dan bila batuk menutup mulutnya dengan sapu tangan.
Berkecamuknya penyakit TBC disebabkan oleh adanya sumber penularan (penderita) dan adanya orang-orang yang rentan dalam masyarakat.
Kerentanan akan TBC ini terjadi karena daya tahan tubuh yang rendah yang disebabkan karena: gizi yang buruk, terlalu leleah, kedinginan dan cara hidup yang tak teratur. Karena itulah penyakit TBC lebih banyak terdapat pada golongan masyarakat dimana keadaan sosio-ekonominya rendah, dimana terdapat kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang cara-cara hidup yang sehat. Rupanya hal ini pulalah yang menyebabkan penyakit TBC masih banyak di kalangan rakyat Indonesia.
Banyaknya penderita TBC (sumber penularan) dalam masyarakat sangat mengancam kesehatan warga masyarakat yang lainnya.

F. Penyakit TBC di Indonesia
Penyakit TBC di Indonesia masih merupakan masalah masyarakat yang cukup besar, karena tiga index (penunjuk) utama yang berhubungan dengan penyakit ini adalah :

1. Tuberculose index pada anak umur 10-14 tahun di Indonesia adalah 40.6%. Menurut WHO, TBC bukan merupakan masalah kesehatan masyarakat lagi bila ini 1% atau kurang
2. Prevalensi penderita dengan spuntum positif 0,3-0,4 % di pedusunan (Malang-Jawa Timur) dan 0,5-0,8 % di kota (Yogyakarta-Jawa Tengah)
Untuk angka ini, 1% ke atas dipandang tinggi, 0,2% sampai 1% sdang dan 0,2 kebawah rendah.
3. Prevalensi kelainan paru-paru dengan sinar X adalah 3,3%

G. Usaha pencegahan dan pemberantansannya
Pada prinsipnya pencegahan dan pemberantasan TBC dijalankan dengan usaha-usaha :
1. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentagn penyakit TBC, bahaya-bahayanya, cara penularannya, serta usaha-usaha pencegahannya.
2. Pencegahan dengan :
a. Vaksinasi BCG pada anak-anak umur 0-14 tahun.
b. Chemoprophylsctic dengan I.N.H pada keluarga penderita atau orang-orang yang pernah kontak dengan penderita.
3. Menghilangkan sumber penularan dengan mencari dan mengobati semua penderita dalam masyarakat.

Berhasil atau tidaknya usaha pemberantasan TBC tergantung pada :
1. Keadaan sosio-ekonomi masyarakat
Makin buruk keadaan sosio-ekonomi masyarakat, sehingga makin jelek nilai gizi dan hygiene lingkungannya, yang akan menyebabkan rendahnya daya tahan tubuh mereka, sehingga memudahkan menjadi sakit, seandainya mendapatkan penularan. Keadaan gizi yang jelek, selain mempersulit penyembuhan juga memudahkan kembuhnya kembali TBC yang sudah reda.

2. Keadaan berobat si penderita
a. Pengobatan TBC memerlukan waktu yang lama (minimal 2 tahun secara teratur), sebab obab anti TBC barulah bersifat tuberculostatica, belum bersifat tuberculosida.
b. Kadang-kadang walaupun penyakitnya agak berat si penderita tidak merasa sakit,sehingga tidak mencari pengobatan. Menurut hasil penyelidikan W.H.O ; 50% penderita TBC tidak menunjukan gejala apa-apa. Orang-orang ini akan lebih berbahaya lagi sebagai sumber penularan karena bebas bercampur dengan masyarakat.

3. Pengetahuan penderita, keluarga dan masyarakat pada umumnya tentang penyakit TBC.
Makin rendah pengetahuan penderita tentang bahaya penyakit TBC untuk dirinya, keluarga dan masyarakat disekitarnya, makin besar pulalah bahaya si penderita sebagai sumber penularan, baik di rumah maupun di tempat pekerjaannya, untuk keluarga dan orang-orang disekitarnya. Sebaliknya pengetahuan yang baik tentang penyakit ini, akan menolong masyarakat dalam menghindarkannya.


. LEPRA (KUSTA = MORBUS HANSEN)


A. Etiologi
Bakteri mycobacterium leprae

B. Masa incubasi
Belum dapat ditentukan dengan tepat , diduga beberapa bulan sampai nenenrapa tahun.
Seseorang dapat mendapatkan penularannya pada masa kanak-kanak, tapi gejala penyakitnya baru nampak setelah dewasa.

C. Cara penularan
Melalui kontak langsung maupun tak langsung, melalui kulit yang ada lukanya atau lecet, dengan kontak yang lama dan berulang-berulang.
Lepra merupakan penyakit yang tidak mudah menular

D. Gejala penyakit
Gejala lepra berkembang sangat lambat
Gejala pertamanya berupa bercak keputih-putihan (macula hypopigmentasi) yang kurang atau hilang perasaannya (anaesthesia). Pengenalan tanda pertama ini sangat penting untuk berhasilnya pengobatan dan pencegahan kecacatan akibat lepra.
Bila mengenai kulit muka akan mengakibatkan tampang seseorang menjadi sangat menakutkan yang disebut facies leonina (muka singa)
Terkenanya sistem syaraf ditandai dengan terjadinya gangguan perasaan (tuna rasa), gangguan tropik terhadap tu;ang dan otot, kelumpuhan dan borok-borok karena terganggunya peredaran zat. Gerakan anggota badan (lengan dan kaki) terganggu dan menimbulkan kecacatan.
Mycobacterium leprae daoat oula menyerang mata sehingga buta, menyerang alat-alat dalam seperti : paru-paru, ginjal dan sebagainya.

E. Pengertian mengenai penyakit lepra
Penyakit lepra merupakan penyakit yang sangat ditakuti, karena merupakan penyakit menahun, sukar disembuhkan serta membawa akibat-akibat psikologis dan sosial, Rasa takut ini kadang-kadang sangat berlebihan sehingga tidak rasional lagi (phobia).
Untuk menghilangkan lepro-phobia dalam masyarakat, perlu penerangan kepada masyarakat bahwa :
• Penyakit lepra tidaklah mudah menular
• Lepra hanya menular melalui kontak yang lama dan berulang-ulang dengan penderita yang dalam taraf menularkan. Sebagian besar dari para penderita lepra tidak dalam keadaan dapat menularkan penyakitnya.
• Penyakit lepra dapat disembuhkan, asal penderita berobat secara teratur selama beberapa tahun.
• Lepra adalah suatu penyakit dan bukan kutukan Tuhan
• Penyakit lepra bukan penyakit keturunan
• Pengenalan penyakitnya pada tingkat awal sangat penting agar pengobatan dapat segera diberikan sehingga mencegah perkembangan lepra menjadi bentuk yang berat.
• Lepro-phobia (rasa takut yang tak wajar) menyebabkan kelangsungan penyakit inin dalam masyarakat dan menghambat pemberantasannya. Penderita tidak boleh disembunyikan, melainkan harus segera diobati.

F. Lepar di Indonesia
Lepra masih endemis di Indonesia
Penderita lepra masih ditemukan hampir disetiap pulau di Indonesia. Menurut WHO (tahun 1964), prevalens penderita lepra di Indonesia adalah antara 1-1,9%, berarti kira-kira 124.000 orang.
Jumlah case finding tahun 1969 adalah 55.514 orang

G. Usaha pencegahan dan pemberantasannya
Mycobacterium leprae hanya dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan tidak pada hewan. Juga penularannya melalui kontak yang lama karena pergaulan yang rapat dan berulang-ulang, karena itu penyakit ini akan hilang dengan sendirinya dengan perbaikan hygiene pribadi dan hygiene lingkungan
Uasaha pencegahan untuk pribadi adalah menghindari kontak dengan penderita, bila tidak dapat dihindari kontak hygiene badan cukup menjamin pencegahannya.
Kebersihan badan, mandi pakai sabun, kebersihan pakaian adalah syarat mutlak untuk menhindari penyakit tersebut.
Diduga kekebalan terhadap Mycobacterium Tuberculose ada hubungannya dengan kekebalan terhadap Mycobacterium leprae,karena itu adalah bijaksana bila setiap anak divaksinasi BCG.
Usaha pencegahan di masyarakat yaitu menghilangkan sumber penularan dengan mengobati semua penderita
Jaman dahulu pemberantasan lepra dijalankan dengan mengasingkan (mengisolasi) semua penderita dari masyarakat. Degan demikian diharapkan sumber-sumber penularan dalam masyarakat akan habis sehingga tidak ada penularan baru.

Tapi dengan cara ini hasilnya tidak baik karena :
1. Sejumlah penderita yang tidak mau diasingkan akan bersembunyi dan mereka akan tetap menjadi sumber penularan di masyarakat.
2. Pengasingan, menyebabkan penderita lepra terasing dari keluarga dan masyarakat untuk wakru lama, hal ini akan menyulitkan pemulihan mereka ke dalam masyarakat bila mereka sembuh.
3. Lephophobia yang masih ada dalam masyarakat akan semakin bertambah, hal mana akan menyukitkan usaha pemberantasan

Dengan ditemukannya obat-obat sulfon yaitu DDS (Diamino Dhipenil Sulfon) dapat mengurangi bahkan menghentikan penularan. Karena itu hanya penderita yang infectious (taraf menularkan) saja yang perlu tinggal di leprosari (pengasingan lepra) yang kemudian dapat bergeser menjadi non-infectous sehingga dapat berobat jalan ke poliklinik .

PUSKESMAS dan RUMAH SAKIT dapat :
- melayani pengobatan penderita termasuk mereka yang diduga menderita lepra.
- Pengobatan khusus lepra tidak dipungut biaya (gratis)

Mengingat bahwa pengobatan dapat menghentikan penularan, maka pemberantasannya dilakukan dengan tiga usaha pokok yaiutu :
1. Mencari dan menemukan semua penderita (case finding) dalam masyarakat untuk diberikan pengobatan yang sebaik-baiknya.
2. Mengobati dan mengikuti penderita (case holding)
a. Pengobatan dilaksanakan di Polikklinik yang semudah mungkin dicapai penderita.
b. Bila penderita tidak datang berobat ke polikklinik, dilakukan kunjungan rumah untuk diberikan pengobatan dan penerangan.
c. Setiap penderita pindah alamat harus diikuti dengan teliti agar tidak lepas dari pengobatan dan pengawasan. Hal ini perlu dilakukan karena jangka waktu pengobatannya sangat lama, minimal tiga tahun terus menerus.
3. Pendidikan kesehatan tentang penyakit lepra kepada masyarakat :
a. Agar masyarakat mempunyai penilaian yang bijaksana terhadap penyakit lepra tanpa membesar-besarkan.
b. Agar masyarakat mengenal gejala awal penyakit lepra, sehingga dapat memudahkan pengobatan sedini mungkin.
c. Agar masyarakat tahu bahwa penyakit lepra dapat disembuhkan, dengan pengobatan secara teratur. Pentingnya pengobatan selain sebagai terapi penyembuhan juga untuk pencegahan penularan kepada keluarga atau masyarakat sekitar.
d. Agar masyarakat tahu dan menyadari bahwa penghuni serumah (contact person) harus memeriksakan diri setiap tahun untuk menemukan gejala secara dini.




d. Gejala Penyakit
Pada masa inkubasi penderita merasa lesu, tidak enak badan dan demam.
Dalam stadium erupsi (masa timbulnya gejala), nyeri tulang dan sendi-sendi yang menghebat diwaktu malam, rasa tak enak dan panas pada tempat-tempat dimana erupsi akan timbul. Bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan di tempat masuknya, suatu luka yang sukar sembuh.
Setelah lewat masa inkubasi, luka tersebut dapat berbentuk ulcus (tukak), dapat berbentuk pepiloma (tonjolan-tonjolan), atau kombinasi menyerupai buah flamboesi.
Luka permulaan ini disebut : induk puru, babon patek, mother yaws atau inisial lesion. Kira-kira dua bulan setelah induk puru ini sembuh atau tanpa menunggu ia sembuh, timbul gejala yang khas pada kulit yang berupa papiloma banyak atau sedikit, tersebar luas di seluruh tubuh terutama di tempat-tempat sekitar lobang-lobang badan : mulut, hidung, anus, selangkang, lipat lutut dan periostitis (radang selaput tulang) pada tulang-tulang panjang dan jari-jari.
Papiloma, dan gejala kulit lainnya serta periostitis, tanpa pengobatan setelah beberapa bulan akan menghilang tanpa meninggalkan bekas, tapi penyakitnya belum sembuh yang disebut masa latent.
Masa latent ini dapat berlangsung beberapa bulan atau tahun. Masa lantent ini akan disusul lagi oleh timbulnya kembali (kumat) gejala-gejala di kulit dan ditulang pada waktu-waktu tertentu. Setelah gejala ini berlangsung beberapa waktu (2-3 bulan) akan menghilang dan masuk lagi ke masa latent. Timbul tenggelamnya dikulit dan tulang ini dapat berlangsung beberapa tahun.
Pada anak-anak ada kecenderungan lebih sering kumat daripada orang dewasa dan kumatnya gejala lebih sering terjadi dimusim hujan. Masa silih berganti latent dan kumat yang berlangsung pada 5 tahun pertama disebut stadium dini (early); setelah penderita akan masuk ke dalam stadium larut (late).
Satdium ini ditandai dengan adanya :
• Gumma (jaringan radang – borok) di kulit dan tulang, pertumbuhan yang menghancurkan menjadi luka-luka besar, kerusakan jaringan yang pada penyembuhan meninggalkan jaringan parut (cicatrix) yang nyata dan luas. Kontraktur (perpendekan ; pembongkokan) dari sendi-sendi dapat terjadi sehingga timbul kecacatan yang mengurangi / menghilangkan kemampuan bekerja.
• Radang sendi-sendi yang terasa nyeri dan menghebat diwaktu malam.
• Bila mengenai tulang hidung, akan meyebabkan hilangnya sekat rongnga hidung (septum nasi) hingga hidung tampak pesek (hidung pelana), dan bila kerusakannya makin menghebat, maka seluruh palatum (langit-langit) akan hilang dan seluruh hidung tinggal hanya satu lobang besar saja. Keadaan ini disebut rhinopharingitis mutilans.

Gejala-gejala stadium larut pun silih berganti dengan dengan masa latent.









Gambar 9 : Rhinopharingitis mutilans.

Framboesia tidak selalu berkembang menjadi stadium larut, tapi dapat sembuh sendiri (masa lantent yang sangat lama) walaupun tanpa pengobatan. Besar kecilnya prosentase yang masuk ke stadium larut dan yang menyembuh sendiri tergantung pada keadaan umum dan gizi masyarakat tersangkut. Makin buruk keadaan gizi dan keadaan umumnya makin besar kemungkinannya untuk masuk kedalam stadium larut. Karena itu Framboesia lebih bayak terdapat pada kalangan masyarakat dimana keadaan sosiol-ekonominya buruk.

e. Framboesia di Indonesia
Diperkirakan 8,76 % penduduk di pulau Jawa dan 18,22% penduduk di pulau lainnya menderita Framboesia.
f. Usaha Pencegahan dan Pemberantasannya
Bahan yang berbahaya untuk penularan adalah bibit penyakit yang terdapat pada borok-borok (babon) yang basah dan bernanah dan seringkali dirubung lalat.
1) Usaha pencegahan
(a.) Untuk pribadi
Terutama adalah menghindari kontak dengan penderita.
Bila kontak ini dapat dihindari maka, Higiene badan cukup menjamin pencegahannya. Kebersihan badan, mandi pakai sabun, kebersihan pakaian, hygiene lingkungan dan makanan yang sehat cukup kwalitas dan kwantitasnya.
Jika luka-luka kecil terjadi, maka penobatan dan pemeliharaan dan kebersihannya merupakan syarat mutlak. Lika-luka harus ditutup agar tidak dihinggapi lalat.

(b.) Untuk masyarakat
(1) Meniadakan sumber penularan dengan mengobati semua penderita.
(2) Pendidiakn kesehatan kepada masyarakat tentang :
• Cara penularannya
• Usaha-usaha pencegahannya
• Pentingnya diagnosa dini untuk penyembuhan dan mencegah kecacatan.
• Setiap borok di badan harus secepatnya diobati di PUKESMAS
• Puskesmas memberikan pengobatan cuma-cuma pada penderita Framboesia.
1) Usaha pemberantasan
Pemberantasan Framboesia di Indonesia dilaksanakan dengan sistim TCPS (Treponematosis Control Project Simplified) yang dimulai oleh dr. Kodidat dan diperbaiki oleh Prof. dr. Soetopo dkk. Sistim TCPS ini bertujuan :
• Menghilangkan penyakit Framboesia dari bumi Indonesia untuk selama-lamanya, paling sedikit menghilangkan bahaya terhadap kesehatan manusia.
Pokok-pokok sistem TCPS :
a. Untuk memberantas Framboesia diantara masyarakat maka perlu menghilangkan semua sumber penularan, yaitu dengan menyembuhkan semua penderita.
b. Untuk dapat menyembuhkan semua penderita, maka seluruh penduduk harus diperiksa, maka semua penderita harus dicari dan diobati
c. Untuk dapat menemukan semua penderita, maka seluruh penduduk harus diperiksa,seorang demi seorang, sekeluarga demi sekeluarga, sekampung demi sekampung, dan seterusnya sampai seluruh Negara terperiksa.
d. Pemeriksaan penduduk dilakukan berulang-ulang dengan jangka waktu 1 tahun, untuk menemukan penderita baru, yang kumat dan yang tidak sembuh.
e. Untuk dapat memeriksa seluruh penduduk dan mengobati semua penderita maka petugas harus masuk ke desa-desa
f. Pemberantasan dilaksanakan secara gotong royong, seluruh masyarakat dan instansi-instansi yang berwenang diikutsertakan.

Sampai pada akhir tahun 1970, 85% penduduk Indonesia telah dilindungi terhadap penyakit Framboesia dan 11.000.000 penderita telah disembuhkan.
1) FILARIASIS (PENYAKIT KAKI GAJAH = ELEPHANTASIS)
a. Etiologi
Cacing Filaria bancrofti (Wuchereria bancrofti)
- Filaria malayi (Brugia malayi)
- Timor microfilaria
b. Masa Inkubasi
Antara 3-8 bulan, kadang-kadang 12 bulan.
c. Cara penularan
Melalui gigitan nyamuk : Culex fatigans
d. Gejala penyakit
Cacing Filaria sp. Hidup didalam pembuluh-pembuluh dan kelenjar getah bening (jaringan lympha).
Karena itu gejala penyakitnya ditandai denan radang pada pembuluh-pembuluh dan kelenjar-kelenjar getah bening disertai dengan demam, yang dating secara mendadak dan berulang-ulang.
Peradang dan penyumbatan-penyumbatan pada saluran getah bening menyebabkan bendungan lympha disebelah distal sehingga terjadi pembengkakandi : scrotum (kantung buah kemaluan pria), dikaki (kaki gajah)
Bendungan dalam pembuluh getah bening dada (ductus thoracicus) akan menyebabkan pecahnya saluran lympha dlam ginjal sehingga urina (air seni) mengandung lymph (chyluria = air kencing tampak seperti susu karena mengandung lemak dari lymph)
e. Filariasis di Indonesia
Penyait Filariasis banyak terdapat di Idonesia seperti di pulau Jawa, Sumatera, Timor.
f. Usaha pencegahan dan pemberantasannya
1) Meniadakan sumber penularan dengan mencari dan mengobati semua penderita
2) Pendidikan kesehatan ekepada masyarakat tentang penyakit Filariasis :
- Usaha pencegahannya (tidur berkelambu)
- Perlunya pengenalan penyakit secara dini dan pengobatannya yang segera.
- Agar setiap anggota masyarakat turut aktif dalam usaha-usaha pemberantasan penyakitnya.
3) Memberantas vector penyakitnya yaitu memberantas nyamuk Culex fatigans dan larvanya.

a. PENYAKIT “PERUT”MENULAR
a. Umum
Penyebab penyakit “perut” menular (penyakit saluran pencernaan makanan = gastro - enteritis), keluar dari tubuh penderita bersama faeces, muntahan ataupun urina penderita dan menular dengan perantaraan makanan dan minum yang telah terkontaminasi oleh bibit penyakitnya.
Pengotoran (kontaminasi) ini dapat terjadi karena :
1) Makanan/minuman dimasak kurang matang atau sengaja dimakan mentah misalnya sayuran.
2) Makanan/alat-alat makan dihinggapi lalat yang memindahkan bibit penyakitnya.
3) Tidak cuci tangan sebelum makan
4) Makanan/alat-alat makan disediakan oleh orang yang emngandung bibit penyakitnya terutama carrier.
b. Penyebaran penyakitnya
Penyebaran penyakit gastro-enteritis serat sekali hubungannya dengan penyediaan air rumah tangga dan cara pembuangan kotoran yang tidak baik.
Dibegara-negara dimana masih banyak orang yang mengambil air kali untuk keperluan rumah tangga seringkali penyakit “perut” ini menular dengan perantaraan air, karena itu penyakit-penyakit ini disebut juga “water borne diseases”
Yang termasuk dalam “water borne diseases” adalah :
- Cholera dan Para cholera Eltor
- Typhus abdominalis dan Paratyphus A, B dan C
- Dysenteri bacilaris dan Dysenteri amoebica
- Hepatitis infectiosa
- Poliomyelitis anterior acuta
- Penyakit-penyakit karena cacing.
c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasannya
Pencegahan dan pemberantasannya penyakit gastro-enteritis erat sekali hubungannya dengan hygine pribadi dan hygiene lingkungan yang harus lebih ditingkatkan.
Karena itu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam usaha pencegahan dan pemberantasannya adalah :
1) Penyediaan air rumah tangga yang baik, cukup kwalitas maupun kwantitasnya
2) Perbaikan cara pembuangan kotoran, sampah dan air limbah
3) Pemberantasan lalat
4) Pengawas kebersihan pasar dan tempat pemotongan hewan
5) Pengawasan pembuatan dan penjualan bahan-bahan makanan dan minuman yang sudah jadi.
6) Pencegahan dengan vaksinasi – Chotypa
- Anti polio
7) Meniadakan sumber penularan dengan mengobati penderita dan carrier
8) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

b. PENYAKIT KELAMIN (VENERAL DISEASES)
a. Umum
Penyakit kelamin terdapat banyak di Negara manapun juga, baik dinegara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju, dan tersebat luas pada semua lapisan masyarakat baik miskin maupun kaya.
Banyaknya penyakit kelamin dalam masyarakat, mencerminkan keadaan sosial penderita karena sebagian besar tergantung pada tingkah laku manusia factor psikologis dan keadaan sisio ekonominya.
Pada dewasa ini walaupun ada pengobatan yang efektif dan diagnosa terpercaya, kenyataanya seluruh dunia ada dalam gangguan epidemic penyakit kelamin.
Dinas-dinas kesehatan nasional dengan resmi mencatat 300-500 Gonorrhoea per 100.000 penduduk, tapi mereka mengakui bahwa angka-angka ini hanya merupakan sebagian kecil dari jumlah seluruhnya. Hampir disemua Negara kenaikkan prevalencernya tinggi : 8-10 % dan terutama yang terkena orang muda umur 15-25 tahun.
Beberapa alas an yang dapat dikemukakan, yang menyebabkan kenaikan ini antara lain :
1) Kurangnya pengertian/kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyakit kelamin baik untuk dirinya maupun keturunannya
2) Meningkatkan kebebasan bergaul antara muda mudi pada khsusnya dan masyarakat pada umumnya.
3) Keadaan social ekonomi masyarakat pada umumnya.
4) Kurang patuhnya terhadap norma-norma kesusilaan dan agama

b. Jenis-jenis penyakit kelamin
Penyakit-penyakit kelamin yang terpenting adalah
1) Gonorrhoea disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea
2) Syhipilis disebabkan oleh bakteri Treponema palida
3) Ulcus molle disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi
4) Lymphogranuloma vanereum disebabkan oleh virus lymphogranuloma venereum.
5) Granuloma inguinale disebabkan oleh Donovania granulomatis
c. Cara penularan
Penularan melalui kontak langsung dengan penderita (hubungan kelamin) ataupun tak langsung melalui benda-benda terkontaminasi
Syphilis dapat pula diturunkan dari seorang ibu kepada bayi yang sedang dikandungnya.
d. Usaha pencegahan dan pemberantasannya
Penyakit kelamin bukan saja merupakan penyakit menular yang harus diberantas menurut garis-garis epidemiologis, tapi juga merupakan masalah sosial yang mempunyai sifat-sifat yang sangat complex.
Dalam usaha pencegahan dan pemberantasannya perlu kerja sama yang baik dengan instansi-instansi lain seperti : Pendidikan, Sosial, Agama, Kepolisian dan sebagainya.
Dalam garis besranya usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan dijalankan dengan :
1) Usaha-usaha yang ditujukan terhadap penderita dengan pengobatan, untuk penyembuhan dan menghilangkan sumber penularan. Untuk ini perlu :
a. Cara finding yaitu untuk mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan
b. Contac tracing yaitu menanyakan kepada penderita kepada siapa saja ia telah menularkan agar dapat diusut sehingga pengobatan dapat segera diberikan.
2) Pengawasan sumber penularan
Mengingat bahwa sebagian besar dari sumber penularan adalah wannita tuna-susila (WTS), maka perlu diusahakan registrasi dan lokalisasi WTS, agar dapat diberikan pengobatan secara periodik
3) Pendidikan dan penerangan kepada masyarakat
Masyarakat perlu mengetahui dan menyadari bahaya-bahaya hanya penyakit kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya, agar mereka menghindari penularan penyakit kelamin tersebut dan mereka yang merasa telah “berbuat” segera memeriksakan dirinya dan menghentikan “perbuatan” tersebut.
Menurut hasil penyelidikan yang dilakukan di Surabaya, 87 % dari WTS, menderita satu macam atau lebih penyakit kelamin, terutama Gonorrhoea san Syphilis.
46. KETERGANTUNGAN KEPADA OBAT

a. Umum

Ketergantungan kepada obat khususnya narkotika, bukan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh sesuatu bibit penyakit yang dapat berpindah, tapi dapat saja menular (menyebar) kepada anggota masyarakat lainnya dan menimbulkan wabah.
Walaupun penanggulan narkotika bukan merupakan masyalah kesehatan masyarakat yang utama, namun adalah bijaksana bila kita membendungnya sejak awal, karena tetap lebih baik dan lebih murah mencegah, dari pada mengobati maupun merehabilitasi.
Penggunaan obat-obat psychoactive untuk tujuan “rekreasi”, medis ataupun tujuan-tujuan lain, mungkin sudah mulai sejak zaman dahulu kala. Tapi pengguanaan obat-obat narkotika dalam jumlah seprti sekarang ini dan kekhawatiran tentang kerugian yang mungkin disebabkannya adalah hal yang baru.
Kalau dahulu penggunaan obat-obat psychoactive hanya persoalan pada golongan-golongan kecil saja, maka sekarang sudah mengancam kehidupan seluruh masyarakat dan melanda semua tingkat golongan sosial-ekonomi.
Salah satu sebab yang memungkinkan perluasan ini adalah revolusi transport dan komunikasi yang mengmungkinkan ide-ide baur dan barang-barang berjalan keliling dunia dengan kecepatan luar biasa.
Penyakit ketergantungan kepada obat mempunyai sifat khusus yang sma dengan penyakit kelamin yaitu sebagian besar tergantung pada tingkah laku manusia (seeking behaviour). Dan yang lebih berbahaya lagi bahwa penyakit ini disebar luaskan oleh vector yang paling cerdik yaitu manusia.
Di amerika searikat diperkirakan ada 20 juta orang yang telah mencoba cannabis mulai dari yang segera menghentikannya setelah beberapa kali mencoba, hingga minoritas kecil yang menjadi pecandu dengan spektrum penuh di antaranya.

b. Usaha pencegahan dna pemberantasannya

Penggunaan obat-obat non medis sangat sulit untuk diatur. Untuk usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit ketergantungan kepada obat, masih memerlukan studi epidemologis untuk mengetahui: siapa-siapa yang tersangkut, bagaimana, dimana, mengapa, dan apa kemungkinan akibatnya. Tujuannya adalah untuk mencegah kerugian kesehatan yang disebabkannya baik pada perseorangan maupun pada masyarakat.
Bila nasehat-nasehat dan peraturan-peraturan mungkin sudah membosankan masyarakat maka :
- Suasana yang harmonis dalam keluarga serta contoh-contoh yang baik pada anak-anak merupakan jalan yang lebih baik
- Fasilitas-fasilitas rekreasi untuk masyarakat, sehingga dapat menggunakan waktu senggangnya dengan baik, merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh di samping usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga tidak banyak frustasi.
V. 2) KESEJAHTERAAN IBU DAN ANAK
(K.I.A)
Pendahuluan

47. Usaha Kesejahteraan Ibu dan Anak uang bergerak dalam pedidikan kesehatan, pencegahan penyakit, dan peningkatan kesehatan., penting sekali untuk meningkatkan kesehatan umum dari masyarakat.
Dinas K.I.A melayani pemeliharaan kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak sampai umur 5 tahun.
Di Indonesia diperkirakan jumlah ibu yang menyusui dan ibu yang hamil ada
± 7 % dan umur 0-5 tahun ± 18 %. Jadi jumlah yang harus dilayani Dinas K.I.A berjumlah ± 25 % dari seluruh pendududuk.

Tujuan
a) Usaha K.I.A bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu secara teratur dan terus menerus dalam wktu sakit dan sehat, pada masa ante-partum, intra-partum, post-partum dan masa menyusui serta pemeliharaan anak-anaknya dari mulai lahir sampai prasekolah.
b) Keluarga Berencana diberikan kepada ibu-ibu/suami-suami yang prlu diberikan dan membutuhkannya.
c) Usaha K.I.A mengadakan integrasi kedalam “general health services” (pelayanan kesehatan menyeluruh) dan mengadakan kerja sama serta koordinasi dengan lain-lain dinas kesehatan.
d) Usaha K.I.A mencari dan mengumpulkan masyalah-masyalah mengenai ibu, bayi dan, anak untuk dicari penyelesainnya.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan di B.K.I.A.

49. 1) Pemeriksaan dan pemeliharan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui
2) Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.
3) Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan anak.
4) Immunisasi dasar dan re-vaksinasi
5) Pengobatan sederhana
6)Pencegahan dehydrasi pada anak yang menderita mencret-mencret dengan pemberian cairan per-oral.
7) Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi untuk ibu, bayi, dan anak serta mencegah timbulnya penyakit-penyakit karena kekurangan vitamin dan “protein calori malnutrition”.
8) Bimbingan kesehatan jiwa anak.
9) Menjalankan kunjungan rumah.
10) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
11) Kursus dukun.
12) Pelayanan Keluarga Berencana.





Kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas dapat di bagi:
a. Usaha-usaha yang ditujukan kepada ibu.
1) Perawatan ante-partum (waktu hamil)
- Setiap ibu hamil sejak dari bulan pertama sampai akhir kehamilannya harus memeriksakannya secara teratur ke B.K.I.A.
- Yang di periksa antara lain : berat badan, tekanan darah Hb, W.R., golongan darah, letak bayi dalam kandungan, ukuran panggul dan sebagiannya.
2) Perawatan intra-partum (waktu melahirkan)
- Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.
3)Perawatan post-partum (setelah melahirkan)
- Perawatan masa nifas, pemeriksaan jumlah air susu ibu, pemberian nasihat tentang merawat bayi, menyusun makanan ibu dan bayi, nasehat untuk menjarangkan kehamilan (Keluarga Berencana).
b. Usaha-usaha yang ditujuakan kepada bayi.
Meliputi pengawasan pertumbuhan dan perkembangannya makanan yang sehat dan tepat, pemberian vaksinasi dasar yaitu :
- Cacar : B.C.G. sebelum umur 1 bulan
- D.T.P. : Polio umur 3, 4, dan 5 bulan.
- Chotypa umur 6 bulan.
c. Usaha yang ditujukan kepada anak prasekolah
Meliputi pengawasan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, revaksinasi, pendidikan kesehatan melalui guru Taman Kanak-kanak.
d. Kursus dukun.
Untuk menurunkan angka kematian ibu bersalin dan bayi, diadakan kursus dukun karena di Indonesia ± 70 % dari persalinan diotlong oleh dukun.
Pada Kursus dukun ini yang diajarkan antara lain :
- Cara kerja secara steril misalnya : sebelum kerja harus cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun, memotong tali pusar dengan gunting yang telah digodok terlebih dahulu.
- Mengenai persalinan yang harus segera ditolong oleh dokter/bidan misalnya: kelainan letak bayi, pendarahan.
e. Kelurga Berencana.
Usaha Keluarga Berencana mempunyai aspek bermacam-macam. Salah satu aspeknya adalah penjarangan kehamilan, yang berutjuan meningkatkan derajat kesehatan ibu, yang mempunyai pengaruh baik terhadap bayi yang di lahirkan, anak-anak yang dibesarkan dan akhirnya keluarga secara keseluruhan.


V. 3) HYGIENE DAN SANITASI
LINGKUNGAN
Umum
50. Yang di maksud dengan hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan.
Pentingnya lingkungan yang sehat ini telah di buktikan W.H.O. dengan penyelidikan_penmyelidikan diseluruh dunia dimana didapatkan hasil bahwa: angka kematian (mortality), angka perbandingan orang sakit (mobidity) yang tinggi serta seringnya terjadi epidemic, terdapat di tempat-tempat di mana hygeni dan sanitasi lingkungannya buruk. Yaitu di tempat-tempat dimana terdapat banyak lalat, nyamuk, pembuangan kotoran, dan sampah yang tak teratur air rumah tangga yang buruk, perumahan yang terlalu sesak dan sosio ekonomi yang jelek. Ternyata pula bahwa di tempat-tempat di mana hygenie dan sanitasi lingkungan diperbaiki, mortality, morbidity menurun dan wabah berkurang dengan sendirinya.
Menurut penyilidikan W.H.O. bahwa di negara-negara yang sedang berkembang terdapat banyak penyakit khronis endemis, sering terjadi epidemi, masa hidup yang pendek, angka kematian bayi dan anak-anak yang tinggi, hal ini disebabkan oleh :
a) Pengotoran persediaan rumah tangga.
b) Infeksi karena kontak langsung ataupun tak langsung dengan faeces manusia.
c) Infeksi yang disebabkan oleh arthropoda, rodent, mollusca dan vector-vektor lainnya.
d) Pengotoran air susu dan makanan lainnya.
e) Perumahan yang terlalu sempit.
f) Penyakit-penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia.
Mengingat hal-hal tersebut diatas maka usaha dalam hygiene dan sanitasi lingkungan di Indonesia terutama meliputi:
a) Menyediakan air rumah tangga yang baik, cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
b) Mengatur pembungan kotoran, sampah dan air limbah.
c) Mendirikan rumah-rumah sehat, menambah jumlah rumah agar rumah-rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat.
d) Pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti: lalat, nyamuk, kutu-kutu serta binatang reservoir penyakitnya.
Di samping itu juga di lakukan pengawasan terhadap:
- Bahaya pengotoran udara (air polution)
- bahaya radiasi dari sisa-sisa zat radio aktif sesuai dengan perkembangan negara.




a. Persediaan air rumah tangga.
Syarat-syarat air rumah tangga

51. Manusia tidak dapat hidup tanpa air.
Air ini diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci, membersihkan, dan keperluan-keperluan lainnya. Untuk semua ini diperlukan air yang memenuhi syarat kesehatan baik kwantitas maupun kwalitas.
1)Syarat kwantitas
Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari per kapita tidaklah sama pada tiap negara.
Pada umumnya dapat dikatakan di negara-negara yang sudah maju, jumlah pemakaian air per hari per kapita lebih besar daripada di negara-negara yang sedang berkembang.
Di Amerika Serikat untuk keperluan rumah tangga, 50 gallon/hari/kapita (1 gallon = 3,78 liter).
Di Indonesia diperkirakan 100 liter/hari/kapita dengan perincian :
- minum : 5 liter
- memasak : 5 liter
- membersihkan/mencuci : 15 liter
- mandi : 30 liter
- kakus (W.C.) : 45 liter
Jumlah : 100 liter/hari/kapita
2) Syarat kwalitas
Air rumah tangga harus memenuhi syarat: fisis, khemis,dan syarat bakteriologis.
 Syarat fisis yaitu: - Jernih.
- Tak berwarna.
- Tak berasa.
- Tak berbau.
 Syarat khemis (syarat kimiawi):
Yaitu tidak mengandung zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan seperti zat-zat racun, dan tidak mengandung mineral-mineral serta zat-zat organic lebih tinggi dari jumlah yang telah ditentukan.
Misalnya :
- Zn tidak boleh dari 0.05 mg/L.
- Pb ………………. 0.05 mg/L
- Cu ………………. 0.05 mg/L
- Fe ………………. 0.10 mg/L
- Cl ………………. 250.00 mg/L
- Sulfat ………………. 250.00 mg/L
- Flourida ………………. 1.00 mg/L
- Zat organic ……………… 10.00 mg/L
- P.H (keasamaan) antara 6 – 8
- Kesadahan antara 5 – 10 derajat Jerman.
( 1 derajat Jerman = 10 mg CaO/L)
 Syarat bakteriologis
Air tidak mengandung sesuatu bibit penyakit. Penyakit-penyakit yang sering menular dengan perantaraan air adalah penyakit-penyakit yang tergolong dalam golongan “water borne diseases” yaitu:
- Cholera dan Paracholera Eltor.
- Typus abdominalis dan Paratyphus A, B, dan C.
- Dysenteria bacillaris dan Dysenteria amoebica.
- Hepatitis infectiosa.
- Polimyelistis anterior acuta.
- Penyakit-penyakit karena cacing.
Karena bibit penyakit keluar bersama faeces penderita, maka disyaratakan air rumah tangga tidak boleh dikotori faeces manusia. Sebagai penunjuk bahwa air telah dikotori faeces manusia, adalah adanya bakteri Escherichia coli, karena bakteri ini selalu terdapat dalam faeces manusia baik yang berasal dari orang sakit maupun sehat. Juga karena tidak mungkin menyediakan air rumah tangga yang steril, maka air boleh mengandung bakteri tanah yang saprophytis (tidak pathogen) dalam batas-batas tertentu.
Air rumah tangga dikatakan memnuhi syarat bakteriologis bila:
- Tidak mengandung sesuatu bibit penyakit.
- Tidak mengandung bakteri Escherichia coli.
- Bakteri saprophyt tidak lebih dari 100/mk air.


Sumber air
52. Sumber air di alam bagi dalam:
a. Air dalam tanah (Ground Water)
b. Air permukaan (Surface Water)
1) Air dalam tanah
Adalah air yang diperoleh dari perngumpulan air pada lapisan tanah yang dalam.
Air ini sangat bersih karena bebas dari pengotoran, tapi seringkali mengandung mineral-mineral dalam kadar yang terlalu tinggi.
Misalnya: air sumur, air dari mata-air.
2) Air permukaan
Adalah air yang terdapat pada permukaan tanah.
Air permukaan harus diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan karena umumnya telah mengalami pengotoran.
Misalnya : Air kali, air rawa,danau, kolam dan air hujan.
Air hujan bersifat lunak tapi lebih baik daripada air sungai bila ditampung langgsung dari langit.



Air Sumur
53. Sumur merupakan sumber air yang banyak dipergunakan masyarakat Indonesia (± 45%).
Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan sebagai air rumah tangga, maka air sumur harus dilindungi terhadap bahaya-bahaya pengotoran.
Sumur yang baik harus memenuhi syarat-syarat :
a) Syarat lokalisasi .
b) Syarat konstruksi.
a) Syarat lokalisasi
- Untuk menghindari pengotoran yang harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan : cubluk (kakus), lobang galian sampah,lobang galian untuk limbah (cesspool ; seepage pit) dan sumber-sumber pengotoran lainnya, Jarak ini tergantung pada keadaan tanah dan kemiringan tanah.
Pada umumnya dapat dikatakan jaraknya tidak kurang dari 10 meter dan diusahakan agar letaknya tidak berada di bawah tempat-temat sumber pengotoran seperti yang disebutkan di atas.
- Dibuat di tempat yang ada airnya dalam tanah.
- Jangan dibuat di tanah rendah yang mungkin terendam bila banjir (hujan).
b) Syarat konstruksi
1) Sumur gaili tanpa pompa
- Dinding sumur, 3 meter dalamnya dari permukaan tanah dibuat dari tembok yang tak tembus air (di semen) agar perembesan air tak terjadi dari lapisan ini, sebab tanahnya mengandung bakteri (Bakterinya hanya dapat hidup di lapisan tanah, sampai 3 meter di bawah tana).
- 1.5 meter dinding berikutnya (setelah bawahnya) dibuat dari bata yang tidak ditembok, untuk bidang perembesan dan bila ditimba dinding sumur tidak runtuh.
- Kedalaman sumur dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang mengandung air cukup banyak walaupun pada musim kemarau.
- Di atas tanah dibuat dinding tembol yang kedap air, setinggi minimal 70 cm, untuk mencegah pengotoran dari air permukaan dan untuk keselamatan.
- Lantai Sumur :
 Dibuat lantai sumur yang ditembok (kedap air) ± 1.5 meter lebarnya dari dinding sumur.
 Dibuat agar miring dan ditinggikan 20 cm di atas permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi empat.
- Dasat sumur diberi kerikil agar airnya tidak keruh bila ditimba.
- Permukaan tanah sekitar bangunan sumur dibuat miring untuk memudahkan pengeringan.
- Saluran pembuangan air limbah dari sekitar sumur dibuat dari temok yang kedap air dan panjangnya sekuran-kurangnya 10 meter.
(2) Sumur gali yang dilengkapi pompa
- Pembuatannya sama dengan sumur gali tanpa pompa,hanya disini air sumurdiambil dengan mempergunakan pompa.
Dalam hal ini kemungkinan pengotoran lebih sedikit karena sumur selalu tertutup.
Pompa yang dipergunakan dapat dengan pompa tangan maupun pompa listrik.

(3) Sumur pompa
-Saringan atau pipa-pipa yang berlubang berada di lapisan tanah yang mengandung air.
-Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang-kurangnya 3 meter.
-Lantai sumur yang kedap air ditinggikan 20 cm dari permukaaan tanah dan lebarnya ± 1½ meter sekililing pompa.
-Saluran pembuangan air limbah harus ditembok kedap air, minimal 10 meter panjangnya.
- Untuk mengambil air dapat dipergunakan pompa tangan atau pompa listrik.

Desinfeksi air sumur.
54.Walaupun sumur sudah dibuat menurut aturan-aturan kesehatan tapi kemungkinan pengotoran pada saat pembuatan dan pemakainnya tetap ada. Untuk ini air sumur perlu didesinfeksi.
Sebagai desinfektan yang sering dipergunakan adalah kaporit. Dosis kaporit 1 gram/100 liter.

Gambar 18.
Pemberian kaporit dan tindakan disenfeksi pada sumur gali baru.


a. Pemberian kaporit pada sumur baru

1) Sumur gali
 Buat larutan kaporit sebanyak 20 liter. 20 liter air diberikan ½ sendok makan kaporit.
 Desinfeksi dinding sumur, lantai sumur dan timba dengan cara menyikatnya, dengan sikat yang terlebih dahulu dicelupkan de dalam larutan kaporti.
 Ukur banyak air sumur.
Untuk setiap 1 liter kubik tambahkan20 liter larutan kaporit.
2 ) Sumur pompa
 Buat larutan kaporit sebanyak 20 liter ( 20 liter di tambah 2 sendok makan
Kaporit ).
 Pompa dilepas dari pipia dan tuangkan 20 liter larutan kaporit tersebut. Biarkan selama 24 jam.
 Pasang kembali pompa pada pipa. Air dipompa ( dibuang ) sampai bau kaporit tidak ada lagi.

b. pemberian kaportit pada waktu ada wabah penyakita “ perut” menular .
pada waktu ada wabah penyakit “ perut “ menulara terutama cholera, semua persedian air ruamh tangga di desinfeks.

Caranya :
 Potong seruas bambu yang berukuran 50 cm panjangnya dan diameter 5 cm.
 Buat dua lubang pada dasar bambu sebelah menyebelah 2 kali 20 mm.
 Buat lubang pada ujung atas bamboo dengan diameter 1,5 cm.k
 Masukan sedikit ijuk sampai pada dasar bamboo untuk menutupi lubang – lubang agar pasir tidak keluar.
 Masukan segelas pasir halus.
 Masukan 2 gelas campuran pasir halus dan 100 gram kaporit.
 Masukan lagi pasir halus 1 gelas atau sampai tabung bambu penuh.k
 Gantungkan batu bata pada ujung bawah bambu dan biarkan tenggelam 1 liter di bawah permukaan air sumur.

Gambar 19.
Pemberian kaporit pada waktu ada wabah penyakit “ perut “
Menular, dengan menggunakan tabung bambu




Pengolahan air permukaan untuk keperluan rumah tangga ( Purfikasi air ).



55. Air permukaan pada umunya telah mengalami pengotoran, kerena itu perlu di olah
terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.
Pengolahan ( purfikasi ) air ini dapat dibagi dalam dua golongan yaitu :

1. purfikasi alam
Air permukaan selalu mengandung Lumpur.
Bila air ini kita diamkan maka lumpurnya akan mengendap, tapi Lumpur yang diameternya kecil ( halus ) tak akan mengendap sehingga airnya kurang jernih.
Di alam terdapat penguraian zat – zat organik, oleh bakteri – bakteri pembusuk dan akan terbentuk antara lain asam – asam, seperti nitrit dan nitrat.
Asam – asam ini akan membunuh bakteri – bakteri pathogen, yang terdapat di dalam air.
Selain itu bakteri – bakteri pathogen karena bersifat parasitis, akan mati dengan sendirinya bila dipisahkan dari hospesnya. Pemusnahan bibit penyakit dilakukan pula oleh plankton – plankton yang terdapat dalam air. Jadi penyiapan air yang cukup lama mempunyai nilai purfikasi asal di jaga agar tempat penampungannya terhindar dari pengotoran .



2. purfikasi buatan
Di tempat – tempat dimana terdapat banyak air permukaan ( air kali, air sawah, rawa , danau dan sebagainya ) dapat dilakukan purfikasi buatan yang dapat dikerjakan di tiap rumah.
Dalam purfikasi buatan ini air mengalami proses secara bertahap yaitu :
a ) Proses koagulasi.
b) Proses filtrasi.
c) Proses desinfeksi

a ) Proses Koagulasia ( penggumpalan )
Air permukaan selalu mengandung Lumpur. Diamter Lumpur ini ada yang bersar dan ada yang kecil. Makin kecil diameternya makin sukar untuk diendapkan maupun di saring. Untuk memperbesar diameter lumpuir, ditambahakan zat – zat penggumpal Lumpur.
Yang sering dipakai :
- Alumunium Sulfat dosis 10 gram/100 L
- Tawas dosis 20 gram/100 L
Dengan penambah zat pengumpul tadi, butir – butir Lumpur yang halus akan mengumpul berupa keeping –keping besar dalam waktu kurang dari 5 menit. Pada penambahan Alumunium Sulfat, air akan menjadi asam, karena dibebaskanya asam sulfat.
Untuk menetralkan asam yang terbentuk tadi, ke dalam air kita tambahakan bubuk kapur ( Calcium carbonat ) sebanyak 10 gram/100 L air.

B) Proses filtrasi ( Penyaringan )
Setelah buti – buti lumpur dikumpulkan menjadi keeping – keeping besar, dilakukan penyaringan ( filtrasi ) dengan saringan pasir ( sand filter ).
Alatnya terdiri atas bejana berisi :
- kerikir dengan butiran – butiran sebesar ± 0,5 cm setebal 5 cm.
- pasir dengan butiran sebesar 0,5 – 1 mm, setebal 15 cm, yang diltetakan diatas lapiran kerikil.
Pasir dengan kerikil ini harus dicuci terlebih dahulu, bebas dari lumpur, sebelum dipegunakan sebagai saringan .
c) Proses desinfeksi ( penyuci – hama )
Air permukaan selalu telah mengalami pengotoran, Untuk membunuh mikroba –mikroba pathogen yang mungkin terdapat didalamnya, kita tamah disenfektas. Yang sering dipergunakan adalah kaporit dengan dosis 1 gram/100 L air.
Karma penamabahan kaporit ini akan menyebabkan air berbau cholor, maka penambahan kaporit ini harus setepat tepatnya. Maka banyak kaporit ini diberikan akan makin keras pula baunya, tapi daya mematikan kikroba pathogennya akan makin kuat.
Tentang bau dan rasa cholor ini untuk tiap orang berbeda - beda seleranya, namun kirnaya perlu diketahui semboyan yang berlaku di Amerika Serikat yang bunyinya : “ The America does not drink water without a little chlorine taste”.

Untuk orang yang tidak suka berbau chlor, maka air ini harus disaring lagi dengan saring arang aktif atau arang batok kelapa, karena arang akan menyerap chlornya.
Daya serap arang akan lebih kuat bila dikukus terblebih dahulu selama satu jam sebelum dipergunakan.
Setelah menglami ke-tiga proses tadi barulah air permukaan, dapat digunakan untuk kepentingan rumah tangga.
Secara sederhana ditiap – tiap ruamah dapat dibuat instalasi pengolahan air sehingga memenuhi syarat kesehatan, yang akan sangat membantu pula pada usaha pencegahan dan pemberantasan “ water borne diseases “.
Untuk masyarakat luas pengolahan air permukaan air dilaksanakan di instalasi khusus yang dibangun pemerintah dibagikan melalui pipa ( air leiding )
Pembangunan instalsi penyediaan air yang memenuhi syarat kesehatan ini harus selalu termasuk dalma rencana pembangunan kokta.

Gambar 20.

Penjelasan gambar
56. 1) Bejana A ( sebuah tempayan, drum , tangki ) diisi dengan air permukaan.
Kedalam berturut – turut dibubuhkan :
a) Kaporit dengan dosisi 1 gram/ 100 L air.
diaduk selama 2 – 3 menit.
b) Aluminium sulfat dengan dosis 10 gram/100 L air
diaduk selam 2 -3 menit.
c) Bubuk batu kapur dengan dosisi 10 gram/100 L air .
diaduk selam 5 menit.



Agar Aluminium sulfat dan batu kapur cepat merata bila dimasukan kedalam bejana A, sebaiknaya dilarutkan terlebih dahulu dengan sedikit air dalam bejana – bejana yang terpisah. Pada pengaduakannya setelah diberi zat penggumpal, mula – mula dilakukan secara cepat, sesudah terlihat gumplan – gumpalan diaduk secaral lambat. Selalu dalam satu arah sehingga terbentuk gumpalan lupur yang besar – bersar.
Besar bejan A sebaiknaya disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga/pemakaian yaitu 100 L/hari /kapita.

2) Setelah lumpurnya menggumpal, bukalah karena (1), sehingga air mengalir ke
Dalam bejana B ( sehingga pasir ).
Pada temapat jatunya air di atas pasir hendaknya diletakan lempengan keca atau sepotang genting, agar tidak melobangi lapisan air, sehingga dengan demikian penyaringan tetap dilakukan oleh lapisna pasir seluruhnya.


Gambar 21.
Instalasi tangga yang dapat dibuat sendiri .



Bejana B ini berisi berturut – turut dari bawah ke atas
- kerikil setebal 5 cm.
- pasir tebal 15 cm.
Diatas lapisan pasir disediakan tempat kosong kira – kira setinggi 15 cm.
Pasir dan kerikil yang akan dipergunakn harurs dicuci terlebih dahulu, bebas dari lumpur agar daya saringnya baik. Juga bila telah lama dipergunakan dapat dicuci kembali.

3) Dengan dibukanya karena (2) air yang telah disaring dalam bejana B, masuk
Ke dalam bejana C.

Dalam bejan C, ditempatkan arang batok kelapa diantara dua lapisan ijuk, yang bertindak sebagai penyerap chlor dan juga seabagai saringan yang kedua.
Untuk saringan ini dapat dipergunakan pipa dari bambu, sepanjang ± 30 cm dengan diameter 10 – 15 cm.
Daya serap arang batok kelapa ini tetap baik selam 4 – 6 bulan dan dapat digunakan kembali setelah dikukus selama satu jam.
Dengan dibukanya karena ( 3 ) air akan keluar dari bejana C. Air ini jernih tak berbau chlor dan telah dibebaskan dari bibit penyakit sehingga dapat digunakan untuk kepentingan rumah tangga.


b. Waste disposa sanitation
57. yang dimaksud dengan waste ( sampah ) adalah zat – zat/benda – benda yang sudah
Tidak terpakai lagi , baik yang berasal dari rumah – rumah maupun dari sisa – sisa
prses industri.

Waste ini dibagi dalam :
1) Human excereta ( Feaces dan urina )
2) Sewage ( Air limbah )
3) Refuse ( sampah )
4) Industri wate ( Bahan – bahan buangan dari sisa – sisa proses industri ).

58. 1) Pembuangan kotoran ( Human excrete disposal )
Pembuangan kotoran ( faeces dan urina ) yang tidak menurut aturan memudahkan terjadi penyebaran “ water borne siseases”.
Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan menurut Ehlers Steel adalah :
(a) Tidak boleh mengotori tanah permukaan.
(b) Tidak boleh mengotori air permukaan.
(c) Tidak boleh mengotori air dalam tanah.
(d) Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau perkembang biakan vaktor penyakit lainnya.
(e) Kakus harus terlindungi dari penglihatan orang lain .
(f) Pembuatannya mudah dan murah.

Bangunan kakus ( Latrine = Water Closet )
Bangunan kakus yang memenuhi syarat kesehatan terdiri atas :
1. Rumah kakus. - agar pemakaian terlidung
2. Lantai kakus - sebaikanya ditembok agar mudah dibersihkan .
3. Slab ( tempat kaki memijak waktu si pemakai jongkok ).
4. Closet ( lubang termpat faeces masuk ).
5. Plit ( sumur penampung faeces = cubluk).
6. Bidang resapan .


Gambar 22.
Bangunan kakus ( Latrine = Water Closet ).



Perombakan excereta ( faces dan urina )

59. untuk dapat mengerti bagaiman seharunya cara pembuangan kotoran menurut aturan
Kesehatan . perlu pula diketahui tentang perombakan excereta itu di alam.
Excerta yang jatuh di tanah akan mengalami perombakan oleh bakteri – bakteri
saprophyt.
Hasil perombakan sebagian berbentuk gas seperti : CO2 NH3.CH4 dan sebagainya
Yang akan mampu ke udara. Sisianya berbntuk zat – zat organic dan air yang akan meresap ke dalam tanah.
Karena proses perombakan ini, volume sisa excreta yang teringgi menjadi sangat
Susut, sehigga pit tempat penampungannya tidak cepat penuh.
Pada proses perombakan ini dihasilkan pula asam, alcohol dan panas . panas asam –
Asam dan zat – zat organic lainnya akan menghambat pertumbuhan dan membunuyh bakteri – bakteri pathogen . karena itu bakteri – barteri pathogern tak akan tahan lama dari dua bulan dalam cubluk.
Telur cacing Ascaris tahan sampai tiga bulan, telur cacing tambang ( Ankylostoma )
Tahan sampai lima bulan .
Zat organik dan mineral yang terjadi sebagai hasil aktif dari perombakan ini
Merupakna pupuk yang baik sekali untuk tumbuh tumbuhan.

Macam macam kakus

60. 1) pit – privy (Cubluk )
Kakus ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah dengan diameter 80 – 120 cm selama 2,5 sampai 8 meter.
Dindingnya diperkuat dengan batu/bata, dapat ditermbok ataupun tidak, agar tidak mudah ambruk,
Lama pemakaina antar 5 – 15 tahun.
Bila permukaan excreta sudah mencapai ± 50 cm dari permukaan tanah, diangap cubluk sudah penuh .
Cubluk yang sudah penuh ini ditimbuh dengan tanah . Tunggu 9 – 12 bulan. Isinyas digali untuk pupuk, sedangkan lubangnya dipergunakan kembali .
Sementara yang pernuh ditimbun, untuk defaectie dibuat cubluk yang baru.

Macam kakus ini hanya baik dibuat di tempat – tempat dimana air tanah letaknaya dalam .

Pada kakus ini harus diperhatikan :
- jangan diberi desinfektans karena menggangu proses pembusukan sehingga cubluk cepat penuh.
- Untuk mencegah bertelurnya naymuk tiap minggu diberi minyak tanhah.
- Agar tak telalu bau diberi kapur barus .

Gambar 23: pit – privy ( cubluk ).


2) Aqua – privy ( Cubluk berair )
Terdiri atas bak yang kedap air , diisi air di dalam tanah sebagai termpat pembuangan excreta.


Gambar 24. : Aqu – privy ( cubluk berair ).


Proses pemubusukan sama seperti halnya pemubusukan faeces dalam air kali..
Untuk kakus ini agar berfungsi dengan baik, perlu permasukan air setiap hari, baik sedang dipergunakan atau tidak.
Macam kaksu ini hanaya baik dibuat ditempat yang banyak air.k
Bila airnya penuh. Kelebihan dapat dialirkan ke sistim lain misalnya sistim rool, seepage pit ( sumur resapan ) ataupun cesspool.


3) Watersealed latrine ( Angsa – trune )
Kakus ini bukanlah merupakan type kaku tersendir tapi hanya modifikasi closetnya saja. Pada kakus ini closetnya berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi . fungsi air ini gunanya sebagai sumbat sehigga bau busuk dari cubluk tidak tercium di ruangan rumah kakus.
Bila dipakai, feacesnya tertampung sebentar dan bila disiram air, baru masuk ke bagian yang menurun untuk masuk ke tempat penampungan ( pit ).


Gambar. Angas ( Angsa – trine ) di atas
Lubang cubluk.

2) Pembuangan Air Limbah (Sewage disposal)
Yang dimaksud dengan air limbah (sewage) adalah excreta manusia, air kotor dan dapur, kamar mandi dan W.C. dan perusahaan-perusahaan termasuk pula air kotor dan permukaan tanah dan air hujan.
Sewage ini dibedakan
- Domestic sewage : Sewage yang berasal dan rumah-rumah.
- Industrial sewage : Sewage yang berasal dan sisa-sisa proses industri.
Maksud pengaturan pembuangan air limbah adalah :
- Untuk mencegah pengotoran sumber air rumah tangga.
- Menjaga makanan kita misalnya : sayuran yang dicuci dengan air permukaan.
- Perlindungan terhadap ikan yang hidup dalam kolam ataupun di kali.
- Menghindari pengotoran tanah permukaan.
- Perlindungan air untuk ternak.
- Menghilangkan tempat berkembang biaknya bibit-bibit penyakit (cacing dan sebagainya) dan vector penyebar penyakit (nyamuk, lalat dan sebagainya).
- Menghilangkan adanya bau-bauan dan pemandangan yang tidak sedap.
Cara-cara pembuangan air limbah :
a) Dengan pengenceran (Disposal by dilution)
Air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut agar mendapat pengenceran.
Cara ini hanya dapat dilaksanakan di tempat-tempat yang banyak air permukaannya.
Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Karena kontaminasi air permukaan oleh bakteri pathogen, larva dan telur cacing serta bibit penyakit lainnya yang berasal dan faeces penderita maka disyaratkan
- Sungai atau danau itu airnya tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
- Airnya harus cukup banyak sehingga pengencerannya paling sedikit 30 — 40 kali.
- Airnya harus cukup mengandung O2, artinya harus mengalir sehingga tidak bau.
b) Cresspool
Cesspool ini menyerupai sumur tapi gunanya untuk pembuangan air limbah.
Dibuat pada tanah yang poreus (berpasir) agar air buangan mudah meresap ke dalam tanah.
Bagian atasnya ditembok agar tak tembus air. Bila sudah penuh (± 6 bulan) lumpurnya diisap keluar atau sejak semula dibuat cesspool secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, airnya akan mengalir ke cesspool benikutnya.
Jarak dengan sumur 45 meter dan minimal 6 meter dan fondasi rumah.













Gambar 28.
Bila lumpurnya sudah penuh, diisap ke luar

c) Seepage pit (Sumur resapan)
Seepage pit merupakan sumur tempat menerima air limbah yang telah mengalami pengolahan dalam sistim lain, misalnya dan aqua-privy atau septik-tank.
Di dalam seepage pit ini airnya hanya tinggal mengalami peresapan saja ke dalam tanah.
Seepage pit dibuat pada tanah yang poreus.
Diameternya 1 — 2,5 meter, dalamnya 2,5 meter.
Lama pemakaian 6 — 10 tahun.
d) Septik tank
Merupakan cara yang terbaik yang dianjurkan WHO tapi biayanya mahal, tehniknya sukar dan memerlukan tanah yang luas.
Septic tank terdiri atas 4 bagian :
(1) Ruang pembusukan
(2) Ruang Lumpur
(3) Dosing chamber
(4) Bidang resapan

TANAH.......








Gambar 29. : Septik tank




Keterangan gambar
(1) Ruang pembusukan
Dalam ruang ini sewage akan tertahan 1 — 3 hari dan akan mengalami perombakan oleh bakteri-bakteri pembusuk.
Hasil perombakan ini berupa gas, cairan dan lumpur. Gas dan cairan melalui sebuah pipa akan masuk ke dalam dosing chamber.
Lumpur akan masuk ke dalam ruang lumpur. Pengaliran lumpur ini terjadi karena dasar ruang pembusukan dibuat miring.
(2) Ruang lumpur
Ruang ini merupakan tempat penampungan lumpur yang terjadi pada proses pembusukan. Bila lumpurnya sudah penuh dapat dipompa, ke luar.
(3) Dosing chamber
Dalam dosing chamber terdapat siphon Mc. Donald, gunanya untuk mengatur kecepatan air yang akan di alirkan ke bidang resapan, supaya teratur merata. Bila dosing chamber ini terlalu mahal, dapat ditiadakan.
(4) Bidang resapan
Bidang resapan ini akan mĂȘnyemp cairan keluar dan dosing chamber dan menyaringnya dan baktei-bakteri pathogen serta bibit-bibit penyakit lainnya.
Bidang resapan ini minimal panjangnya 10 meter dan dibuat pada tanah yang poreus.
e) Sistim riool (Sewerage)
Sistim riool merupakan cara pembuangan sewage di kota-kota dan selalu harus termasuk dalam rencana pembangunan kota.
Semua sewage baik dan rumah-rumah maupun dan perusahaan-perusahaan dialirkan ke sistim riool.
Kadang-kadang menampung pula kotoran dan lingkungan yang dialirkan air hujan.
Bila sistim riool ini dipakai pula untuk menampung air hujan disebut combined system; bila untuk menampung air hujan dipisahkan disebut separated system.
Di ujung kota agar tidak merugikan keperluan lain di bawah alirannya, misanya daerah peternakan, pertanian ataupun perikanan darat maka sewage yang dibuang ini masih perlu pengolahan.
Proses pengolahan yang dilakukan adalah
(1) Penyaringan (Screening)
Untuk penyaringan ini dipergunakan jalinan kawat atau atau lempeng logam yang berlubang-lubang untuk menangkap benda-benda yang terapung di atas permukaan air misalnya kayu-kayu, kertas ataupun kain-kain rombeng.
(2) Pengendapan (Sedimentation)
Air limbah dialirkan ke dalam bak yang besar (sand trap) sehingga alirannya menjadi lambat yang menyebabkan lumpur ataupun pasirnya mengendap.

(3) Proses biologis
Dalam hal ini dipergunakan mikroba-mikroba untuk memusnahkan zat-zat organik yang terdapat di dalam air limbah baik secara aerob maupun an-aerob.
(4) Disaring dengan saringan pasir (sand filter)
Kemudian sewage ini dalam alirannya dialirkan ke dalam saringan pasir (sand filter).
(5) Desinfeksi
Untuk membunuh mikroba-mikroba pathogen yang terdapat dalam air limbah, dilakukan desinfeksi dengan kaporit (10 Kg/1 juta liter sewage).
(6) Pengenceran
Akhirnya sewage ini dibuang ke sungai, danau, atau laut sehingga mengalami pengenceran.
Semua proses pengolahan sewage ini dilakukan dalam suatu instalasi khusus yang dibangun di ujung kota.
3) Pembuangan sampah (Refuse disposal)
Yang dimaksud dengan sampah. adalah semua zat/ benda yang sudah tidak terpakai lagi baik berasal dan rumah-rumah maupun sisa-sisa proses industri.
Sampah ini dibagi dalam :
a) Garbage : adalah sisa-sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang mudah membusuk.
b) Rubbish: adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk. Rubbish ini ada yang mudah terbakar misalnya: kayu, kertas. Ada yang tidak terbakar misalnya kaleng, kawat dan sebagainya.
Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan pembuangannya.
Dan sampah ini harus diperhatikan
(1) Penyimpanannya (Storage).
(2) Pengumpulan (Collection).
(3) Pembuangan (Disposal).

(1) Penyimpanan sampah
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik.
Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di pojok dapur, karena akan merupakan gudang makanan bagi tikus-tikus sehingga rumah banyak tikusnya.
Tempat sampah sebaiknya
- Terbuat dan bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.
- Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
- Ditempatkan di luar rumah. Bila pengumpulannya dilakukan oleh pemerintah tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya.
(2) Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah dapat dilakukan :
(a) Perorangan
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing untuk dibuang pada tempat tertentu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar